Jumaat, 18 Mei 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Mendikbud: prototipe mobil listrik nasional jadi 2013

Posted: 18 May 2012 06:58 PM PDT

Mohammad Nuh (FOTO ANTARA)

"Mei ini, roadmap mobil listrik itu sudah selesai"

Berita Terkait

Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan prototipe mobil listrik nasional akan jadi pada tahun 2013 karena "roadmap" mobil itu sudah selesai.

"Mei ini, roadmap mobil listrik itu sudah selesai. Itu sesuai janji kepada Presiden pada dua bulan lalu," katanya di sela-sela pembukaan Lomba Cipta Elektroteknik Nasional (LCEN) 2012 di Surabaya, Jumat.

Didampingi Rektor ITS Prof.Dr.Ir. Triyogi Yuwono DEA yang juga masuk tim mobil listrik bersama UI, UGM, dan ITB itu, dia menjelaskan tim empat universitas itu kini ditambah dengan LIPI, BPPT, dan sejumlah BUMN.

"BUMN yang terlibat, antara lain PTDI, Inka, Pindad, dan sejenisnya. Jadi, kami serius dan bukan membuat mobil listrik nasional sebatas assembling (perakitan)," katanya.

Menurut mantan Rektor ITS Surabaya itu, prototipe mobil listrik yang akan jadi pada tahun 2013 itu akan menjalani penyempurnaan pada tahun 2014, dan diharapkan sudah memulai produksi massal pada tahun 2015.

"Prosesnya agak lama karena bukan assembling itu tadi. Kalau assembling akan membuat kita tergantung pada komponen, tapi produk kita kali ini sudah lengkap dengan kebutuhan komponen dipenuhi sendiri," katanya.

Mantan Menkominfo itu menegaskan bahwa proses pengembangan mobil listrik nasional yang bukan asal comot sana-sini itu memang didasarkan pada riset atau "research base". "Kalau comot sana-sini mungkin sudah jadi dalam tahun ini, tapi karena kita bersifat research base, maka prosesnya mulai dari pondasi, riset, dan seterusnya guna menghindari ketergantungan komponen," katanya.

(E011/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Kapuas Hulu perbarui Perda Perikanan

Posted: 18 May 2012 06:40 PM PDT

Kabupaten Kapuas Hulu. (http://id.wikipedia.org)

Berita Terkait

Pontianak, Kalbar (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu memperbarui Peraturan Daerah (Perda) tentang Perikanan untuk meningkatkan hasil tangkap dan budi daya ikan masyarakat setempat.

"Agar tidak menghilangkan mata pencaharian nelayan yang mengandalkan tangkapan di sungai maupun danau, Pemkab Kapuas Hulu telah membuat Perda Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Pengawasan Konservasi Sumber Daya Ikan di Perairan Kabupaten Kapuas Hulu," kata Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu, Rismawati, Sabtu.

Menurut dia, perda itu akan diperbaharui untuk menjaga kelestarian ikan-ikan yang ada di Kapuas Hulu, di antaranya menangkap ikan tidak diperkenankan menggunakan tuba, setrum, atau lainnya yang bisa merusak kelestarian ikan, bahkan perda itu terdapat pasal-pasal mengenai sanksi.

"Sebenarnya, perda sudah lama ada, cuma diperbaharui lagi. Sosialisiasi dan imbauan terhadap perda ini pun telah dilakukan ke kecamatan-kecamatan," tuturnya.

Untuk mengantisipasi berkurangnya tangkapan ikan oleh masyarakat, Dinas Perikanan Kapuas Hulu juga menggalakkan budi daya ikan air tawar. Bahkan, Dinas Perikanan sudah memiliki beberapa budi daya ikan binaan, baik itu budi daya berupa kolam maupun keramba.

Ia menjelaskan di Bumi Uncak Kapuas tidak ada masyarakat yang menangkap ikan di laut. Mereka biasanya hanya menangkap ikan di Sungai ataupun danau. Namun, hasil tangkapan pun kian menurun.

"Untuk itulah kami berusaha menggalakkan budi daya, baik budi daya berupa kolam maupun keramba. Ini juga untuk mengantisipasi penangkapan yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.

Jumlah areal budi daya ikan kolam di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 2.997 hektare, sedangkan keramba 24,4 hektare, baik itu di sungai maupun danau. Ikan air tawar yang dibudidayakan pun bermacam-macam. Namun, saat ini, Dinas Perikanan mengimbau agar masyarakat tidak membudidayakan ikan toman dan paten.

Masalahnya, kata dia, kedua ikan itu tergolong kanibal, pemakan ikan-ikan yang lain. Dikhawatirkan akan mengancam pertumbuhan ikan lainnya. "Kami khawatirnya ikan toman dan bawal lepas ke sungai ataupun danau, kemudian memakan ikan-ikan jenis lainnya," katanya.

Sebenarnya, gizi dan protein antara ikan laut dengan ikan air tawar sama. Akan tetapi, dari segi kesehatan ikan air tawar terjamin bila dibandingkan hasil tangkapan laut. Biasanya, nelayan yang menangkap laut dalam jangka waktu yang lama sehingga dikhawatirkan ikan-ikan tersebut mengandung formalin atau sejenisnya.

"Ikan hasil tangkapan laut tampaknya saja segar, padahal didingingkan dengan es atau mungkin saja dicampur formalin," kata Rismawati.

Selama ini, produksi perikanan budi daya di Kapuas Hulu telah mampu memenuhi masyarakatnya. Bahkan, dapat memenuhi kebutuhan ikan air tawar di daerah lain. Ini tidak lepas dari banyaknya masyarakat Kapuas Hulu membudidayakan ikan.

(ANT-171/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan