Ahad, 1 April 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Wuih... Ada Gajah Buka Pameran Lukisan

Posted: 01 Apr 2012 08:18 AM PDT

Brave Art

Wuih... Ada Gajah Buka Pameran Lukisan

Regina Rukmorini | Marcus Suprihadi | Minggu, 1 April 2012 | 15:18 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com- Zella, gajah dari Taman Wisata Candi Borobudur, membuka pameran lukisan bertajuk "Brave Art" di Limanjawi Art House di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (1/4/2012).

Di awal pameran, dia beraksi melukis di atas kanvas, dan membuka pintu ruang pamer. Zella datang bersama dua gajah lainnya, Molly dan Eca, yang disertai oleh pawangnya masing-masing.

Begitu datang, Zella yang memang dikenal gemar melukis, langsung antusias mengambil kuas, dan mencorat coret kanvas yang telah disediakan untuknya. Coretan warna-warni yang mirip dengan lukisan abstrak ini diselesaikannya dalam waktu tiga menit.

Umar Chusaeni, seniman sekaligus pemilik Limanjawi Art House mengatakan, atraksi Zella membuka pameran lukisan ini sudah dicatatkan di Museum Rekor Indonesia (MURI).

"Atraksi gajah membuka pameran lukisan ini adalah yang pertama kali terjadi di Indonesia, dan bahkan mungkin pertama kali juga di dunia," ujarnya.

Pameran lukisan "Brave Art" ini berlangsung mulai 1 April hingga 9 Mei 2012. Dalam pameran ini ditampilkan 21 lukisan karya tujuh seniman asal Magelang dan Yogyakarta.

Keterlibatan gajah dalam pameran ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali tentang peran penting gajah yang di masa pemerintahan Raja Samaratungga dijadikan sebagai kendaraan. "Dengan melibatkan gajah, kami juga ingin mengajak masyarakat pengunjung untuk bersama-sama melestarikan gajah," ujarnya.

Alat Pemantau Gunung Berapi Dicuri

Posted: 01 Apr 2012 08:11 AM PDT

Pencurian

Alat Pemantau Gunung Berapi Dicuri

Cornelius Helmy Herlambang | Marcus Suprihadi | Minggu, 1 April 2012 | 15:11 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Tingkat pencurian alat pengamatan di Tangkubanparahu sangat tinggi. Dalam tiga tahun terakhir terjadi empat kali kasus pencurian alat penunjang pemantau aktivitas gunung api.

"Bila hal ini terus terjadi maka pemantauan aktivitas Tangkubanparahu akan terganggu. Padahal, Tangkubanparahu adalah salah satu gunung dengan tingkat kerentanan tinggi karena dekat dengan pusat Kota Bandung dan sering didatangi wisatawan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono, kepada Kompas, Minggu (1/4/2012).

Gunung Tangkubanparahu, gunung aktif yang berada di antara perbatasan Kabupaten Subang dan Bandung. Gunung yang kini berstatus aktif normal itu masuk kategori sangat berbahaya bila meletus. Jarak antara puncak dengan pusat Kota Bandung hanya 40 kilometer.

Surono mengatakan, dalam empat tahun terakhir terjadi empat kasus pencurian alat penujang pemantauan. Di antaranya, panel solar dan baterai. Selain itu terjadi juga pencurian dua sistem pemantau gunung api di sekitar puncak gunung.

"Salah satu alat adalah bantuan dari United States Geologi Survey, lembaga pemantau bencana alam geologi Amerika Serikat," kata Surono.

Surono mengatakan, tidak habis pikir dengan ulah para pencuri. Mereka sepertinya tidak peduli dengan keselamatan ribuan orang yang hidup dan tinggal di sekitar gunung. Selain itu, meski peralatan itu berharga mahal, bila diambil per bagian, harga jualnya kurang lebih sama dengan barang bekas.

Menurut Surono, selama ini pemantauan alat masih dilakukan dari pos penjagaan yang berjarak lima kilometer dari alat itu dipasang. Bila ada rekaman bising dari aktivitas manusia, biasanya petugas langsung memeriksa ke lokasi kejadian.

Dibutuhkan 15-30 menit bagi petugas untuk sampai ke puncak dengan berjalan kaki dan naik sepeda motor. "Kejadian terakhir terjadi tiga hari yang lalu. Petugas kami, Suwardi (54), langsung memeriksa dugaan pencurian itu. Naas, setelah perjalanan pulang memeriksa alat ternyata Suwardi tewas akibat serangan jantung," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan