Isnin, 24 Oktober 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Presiden Yaman Abaikan Perjanjian GCC

Posted: 24 Oct 2011 06:07 AM PDT

SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tampaknya mengabaikan perjanjian transfer kekuasaan yang difasilitasi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan juga resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang memintanya untuk segera mundur dari jabatan.

Sebuah resolusi disepakati oleh 15 anggota DK PBB, resolusi tersebut memberi kecaman keras terhadap aksi pembungkaman terhadap demonstran yang dilakukan oleh Pemerintah Yaman.

Presiden Saleh sebelumnya juga sudah menyatakan kesediaannya menandatangani perjanjian GCC tersebut yang akan mengakhiri kekuasaannya di Yaman yang sudah bertahan 30 tahun.

"Saya tidak yakin, Presiden Saleh akan mau menandatangani perjanjian GCC, meski ada Resolusi DK PBB 2014," ujar Ketua Pusat Studi Yaman Fares Saqaf, seperti dikutip IOL, Senin (24/10/2011).

Konfrontasi bersenjata antara pasukan Yaman dan oposisinya sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini. Penolakan Presiden Saleh dalam menandatangani perjanjian tersebut dinilai akan memperkeruh keadaan di Yaman.

Para demonstran Yaman juga terinspirasi oleh gerakan revolusi di dunia Arab yang menumbangkan rezim yang berkuasa.(rhs)

Full content generated by Get Full RSS.

Menhan Asean Bahas Konflik Laut China Selatan

Posted: 24 Oct 2011 04:04 AM PDT

NUSA DUA - Dalam pertemuan antar menteri pertahanan Asean di Bali, sejumlah anggota negara memberi pandangan atas proposal yang diajukan Filipina terkait penyelesaian konflik Laut China Selatan.

Pada pertemuan Menteri Pertahanan Asean atau Asean Defence Ministers Meeting (ADMM) yang berakhir hari ini, sedikitnya ada empat negara anggota memberikan pandangannya atas proposal Filipina.

Namun menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, pertemuan tidak dalam kapasitas untuk mengambil keputusan sehingga masalah Laut China Selatan tidak secara khusus dibahas.

"Pertemuan sekarang sifatnya retret bukan pada pengambilan keputusan, " ujar Purnomo saat konferensi pers penutupan Asean Defence Ministerial Meeting ADMM di Nusa Dua, Bali, Senin (25/10/2011).

Dikatakan Purnomo, pertemuan informal tersebut lebih difokuskan untuk pembahasan dalam konteks pertahanan maritim atau maritim security di kawasan Asean.

Karena itu, pembahasan pertahanan maritim dilakukan dalam konteks lebih luas lagi tidak hanya pada spot-spot tertentu namun secara keseluruhan di kawasan Asean dan Asean Plus seperti Amerika, Jepang, Australia dan lainnya.

Terlebih, masalah Laut China Selatan itu sangat terkait dengan forum pertemuan lainnya yang sudah pernah digelar seperti oleh Kementerian Luar Negeri.

"Jadi untuk masalah Laut China Selatan masih perlu koordinasi dengan forum pertemuan lainnya seperti yang melibatkan Kementerian Luar Negeri," ucapnya.

Purnomo menambahkan, Indonesia telah mendorong agar proposal Filipina itu dibahas di tingkat Sekretariat Asean.

"Ada usul dari Sekretariat Asean, kenapa tidak dimulai lagi pembahasan di tingkat Senior Official Meeting (SOM)? Itu akan saya turuti untuk melihat kembali proposal ini konktitnya seperti apa," katanya.

Walaupun sambung Purnomo hal itu sudah pernah dibahas sebelumnya maupun dalam pertemuan para Menteri Pertahanan.

"Sudah banyak pemikiran yang masuk dari empat sampai lima negara, namun kita sudah tahulah masing-masing negara standing opinionnya seperti apa," pungkasnya.(rhs)

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan