Jumaat, 12 Ogos 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Obama-Karzai Bahas Penyerahan Keamanan Afghanistan

Posted: 12 Aug 2011 07:39 PM PDT

Presiden AS Barack Obama dan timpalannya dari Afghanistan Hamid Karzai menegaskan kembali komitmen mereka bagi misi di Afghanistan (Reuter/ANTARA News)

Berita Terkait

Video

Washington (ANTARA News/AFP) - Presiden AS Barack Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Jumat (12/8), membahas kemajuan ke arah penyerahan keamanan dari pasukan AS kepada tentara Afghanistan paling lambat pada 2014, kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.

Kedua pemimpin tersebut, yang berbicara selama 30 menit melalui konferensi video, juga membahas pertemuan mendatang menteri luar negeri dari negara Muslim di Istanbul, Turki, guna membahas bantuan buat negara yang dilanda kemarau dan kelaparan, Somalia.

Mereka juga membicarakan konferensi internasional Desember di Bonn, Jerman, mengenai masa depan Afghanistan dan "kerja sama mereka guna menempa kemitraan strategis jangka-panjang", kata Gedung Putih, sebagaimana dikutip AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Obama dan Karzai membahas "kemajuan oleh pasukan koalisi dan Keamanan Nasional Afghanistan sebagai peralihan tanggung jawab keamanan sampai sepenuhnya diemban oleh Afghanistan pada 2014", kata pernyataan tersebut.

Kedua presiden itu juga "membahas komitmen bersama mereka bagi perujukan pimpinan Afghanistan dan dukungan bagi strategi keterlibatan regional" dan "sepakat untuk mempertahankan kemajuan konsultasi erat mereka".

Percakapan itu dilakukan sehari setelah Obama dan tim keamanan nasionalnya menerima penjelasan singkat dari Duta Besar AS untuk Afghanistan Ryan Crocker dan Komandan pasukan NATO dan AS Jenderal John Allen.

"Tim para pemimpin AS yang baru tiba di Kabul menggarisbawahi momentum yang berlanjut dalam aksi koalisi, pembangunan Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan dan dukungan bagi pemerintah Afghanistan saat mereka memasuki peralihan untuk memimpin bidang keamanan," kata Gedung Putih pada Kamis (11/8). (*)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Medvedev Tandatangani Sanksi untuk Libya

Posted: 12 Aug 2011 04:51 AM PDT

Presiden Rusia, Dmitry Medvedev (ANTARA/REUTERS)

Tindakan-tindakan yang disetujui oleh Medvedev itu termasuk larangan penggunaan wilayah udara Rusia bagi pesawat-pesawat Libya atau penerbangan non-kemanusiaan ke Libya.

Berita Terkait

Moskow (ANTARA News/AFP) - Presiden Rusia Dmitry Medvedev menandatangani satu keputusan pengenaan sanksi-sanksi ketat terhadap Libya lima bulan setelah tindakan itu disetujui Dewan Keamanan PBB Maret, demikian disebutkan pemerintahan Kremlin, Jumat.

Namun demikian, tidak segera jelas mengapa Medvedev menandatangani keputusan yang melaksanakan sanksi itu begitu lama setelah Resolusi nomor 1973 disetujui.

Rusia wajib menandatangani resolusi itu sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, dan keputusan Medvedev tidak menyebutkan aksi militer asing ditetapkan dalam tindakan tersebut.

"Tindakan-tindakan yang disetujui oleh Medvedev itu termasuk larangan penggunaan wilayah udara Rusia bagi pesawat-pesawat Libya atau penerbangan non-kemanusiaan ke Libya."

Keputusan itu juga menetapkan pembekuan asset Muamar Gaddafi , keluarga dekatnya dan kelompoknya, dan melarang mereka mengunjungi Rusia.

Rusia memilih abstain dalam pemungutan suara mengenai resolusi itu, kendatipun tidak menggunakan hak vetonya, khawatir penerapan zona larangan terbang dalam wilayah Libya akan membuka jalan bagi suatu operasi militer berskala penuh.

Resolusi 17 Maret itu menuduh Libya tidak mentaati satu resolusi sebelumnya yang disetujui Februari dan menyerukan pemberlakuan zona larangan terbang dan perlindungan terhadap pemberontak dari serangan pasukan Gaddafi.

Medvedev pada Maret lalu menandatangani satu keputusan yang melaksanakan Resolusi 1970 - yang disahkan sebulan sebelumnya.

Tindakan itu melarang semua penjualan senjata dan mewajibkan pemeriksaan yang cermat kargo yang menuju atau datang dari Libya.

Rusia adalah pemasok utama senjata ke Libya sebelum kampanye udara internasional yang dimulai dan masih membuka kedubes di Tripoli meskipu negara itu kini bergabung dengan sejumlah negara menyerukan agar Gaddafi mundur dari jabatannya. (H-RN)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan