Jumaat, 7 Januari 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Pria Bersenjata Culik Dua Warga Prancis di Niger

Posted: 07 Jan 2011 08:51 PM PST

Sabtu, 8 Januari 2011 11:51 WIB | Mancanegara | Timur Tengah/Afrika | Dibaca 22 kali

Niamey (ANTARA News) - Para anggota pasukan keamanan Niger dengan senjata berat menyisir pusat ibu kota Sabtu setelah pria bersenjata menculik dua warga Prancis dari depan sebuah restoran yang membuat pengunjung dan karyawannya terkejut.

Dua orang bersenjata menyerbu masuk ke restoran Toulousain di pusat kota yang pada Jumat malam itu penuh sesak dengan pengunjung dan memaksa dua orang untuk mengikuti mereka, kata karyawan dan pengunjung restoran itu kepada AFP.

Mereka dibawa ke kendaraan 4X4 berpelat Benin yang di dalamnya sudah menunggu orang bersenjata lainnya dan kemudian mengendarainya dengan kencang.

Insiden itu terjadi pada pukul 22:30-23:30 (2130 dan 2230 GMT).

Sebuah sumber keamanan di Niger mengkonfirmasi penculikan itu, sementara sumber polisi mengatakan bahwa salah satu dari dua laki-laki yang diculik baru tiba pada hari yang sama untuk menghadiri pesta pernikahan.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Perancis di Paris mengatakan kepada AFP Jumat malam: "Kami mengetahui informasi ini, kami mengerahkan petugas sepenuhnya baik di Paris dan di Niamey untuk memeriksanya."

Di restoran, karyawan dan pengunjung menceritakan apa yang terjadi.

"Orang Prancis itu mencoba melawan namun akhirnya mereka (penculik) mendorong keduanya ke dalam mobil dan mereka ngebut dengan cepat," kata seorang karyawan restoran.

Saksi mata mengatakan kedua penculik mengenakan turban dan seorang pelanggan di restoran mengatakan, kedua memiliki kulit yang cerah dan telah berbicara bahasa Arab.

"Ketika mereka datang, mereka menuju pada dua orang Prancis itu dan mereka berteriak, `Anda dan Anda, ikuti kami`. Mereka terburu-buru, dan salah satu penyerang kehilangan sorbannya.

"Ketika mereka keluar dengan dua orang Prancis itu, saya mengambil mobil saya dan saya mengejar mereka selama sekitar satu kilometer, tetapi karena mereka bergerak dengan kecepatan tinggi dan dengan lampu jarak jauh, saya tidak bisa menangkap mereka," kata staf restoran tersebut.

Beberapa pengunjung mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah melihat kendaraan yang digunakan oleh para penculik di dekat restoran beberapa jam sebelum penculikan.

Pemerintah Prancis sudah bekerja untuk membebaskan lima sandera Prancis yang ditangkap di Niger pada September bersama dengan seorang berkebangsaan Togo dan Madagaskar.

Al-Qaeda di Islam Maghreb (AQIM) yang diyakini menculik mereka di Mali tetangganya.

Pada November, Ketua AQIM Abdelmalek Droukdel, alias Abou Moussaab Abdelouadoud, mengatakan dalam sebuah pesan di televisi Al-Jazeera bahwa Osama bin Laden sendiri yang bisa bernegosiasi untuk membebaskan para sandera.

Menteri Luar Negeri Prancis Michele Alliot-Marie menolak setiap pendapat bahwa Prancis akan bernegosiasi membebaskan mereka dengan bin Laden atau menarik pasukannya keluar dari Afghanistan.

(H-AK/H-RN/S026)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

12 Prajurit Yaman Tewas Dalam Serangan al-Qaeda

Posted: 07 Jan 2011 01:28 PM PST

Sabtu, 8 Januari 2011 04:28 WIB | Mancanegara | Timur Tengah/Afrika | Dibaca 584 kali

Aden (ANTARA News) - Gerilyawan Al-Qaeda menyerang konvoi militer di Yaman selatan, Jumat, menewaskan 12 prajurit dan melukai tiga orang, kata seorang pejabat keamanan daerah.

Serangan itu dilakukan pada sejumlah mobil patroli militer yang membawa persediaan air untuk sebuah kamp pasukan di kota Lawdar di provinsi Abyan.

Militer melancarkan serangan-serangan terhadap militan Al-Qaeda di provinsi wilayah selatan itu pada tahun lalu.

Menurut sejumlah pejabat, gerilyawan menggunakan granat roket dan senapan mesin dalam serangan itu dan dua kendaraan militer dibakar.

Pada November, sehari setelah dimulainya pertandingan sepak-bola regional di Yaman, bom pinggir jalan meledak di Lawdar, menewaskan satu prajurit dan melukai dua orang yang berada di dalam sebuah kendaraan militer.

Ibukota provinsi Abyan, Zinjibar, menjadi tuan-rumah Gulf Cup ke-20, yang diikuti Yaman, negara-negara Arab Teluk dan Irak, dan even itu dianggap sebagai uji kemampuan Yaman untuk menjamin keamanan di wilayah selatan yang bergolak.

Yaman menempatkan 30.000 prajurit utuk menjaga ketenangan selama turnamen di wilayah selatan itu, yang telah menjadi lokasi bentrokan-bentrokan mematikan ketika pemerintah berusaha mengatasi aksi separatis dan kebangkitan sayap regional Al-Qaeda.

Yaman hingga kini juga masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan menjadi pangkalan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) dan tempat peluncuran bagi serangan-serangan dengan sasaran AS.

Dua paket bom ditemukan dalam perjalanan dari Yaman ke AS pada akhir Oktober -- satu di Inggris dan satu lagi di Dubai, dan AQAP mengklaim kedua rencana serangan itu.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan AQAP.

Para komandan militer AS telah mengusulkan anggaran 1,2 milyar dolar dalam lima tahun untuk pasukan keamanan Yaman, yang mencerminkan kekhawatiran yang meningkat atas keberadaan Al-Qaeda di kawasan tersebut, kata The Wall Street Journal bulan September.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember 2009.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember 2009.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.
(M014/A038)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan