Selasa, 7 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


Ekonom: Perbankan Perlu Antisipasi Kenaikan Harga BBM

Posted: 07 May 2013 11:13 PM PDT

Wednesday, 08 May 2013, 13:13 WIB

Republika/Wihdan

BBM Bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar perbankan dan keuangan Agus Eko Nugroho mengatakan perbankan harus mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang kemungkinan berdampak pada kemampuan nasabah membayar cicilan kredit.

"Harga BBM merupakan salah satu komponen biaya produksi. Kalau biaya produksi meningkat, keuntungan bisnis pasti akan menurun sehingga kemampuan membayar cicilan kredit juga menurun," kata Agus di Jakarta, Rabu (8/5).

Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mengatakan perbankan harus jeli melihat nasabah dari sektor usaha kecil dan mikro merupakan salah satu pihak yang paling rentan terdampak kenaikan harga BBM. Karena itu, Agus menyarankan perbankan untuk mengamati kemampuan nasabahnya dalam membayar cicilan dan memetakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pascakenaikan harga BBM bersubsidi.

"Apalagi kenaikan harga BBM pasti juga akan berpengaruh kepada inflasi yang mendorong kenaikan harga-harga komoditas yang menjadi bahan baku usaha kecil dan mikro. Kenaikan harga BBM akan memengaruhi kemampuan mereka membayar cicilan kredit," tuturnya.

Di tengah menurunnya kemampuan nasabah dalam membayar kredit, Agus juga menyarankan perbankan untuk tidak menaikkan suku bunga kredit karena akan berimbas negatif terhadap usaha kecil dan mikro. Dia justru menyarankan perbankan untuk membantu nasabah untuk mendapat kemudahan dalam membayar kredit. "Perbankan perlu melobi pemerintah untuk memberikan kompensasi kepada nasabahnya yang bergerak di sektor usaha kecil dan mikro supaya kemampuannya membayar cicilan kredit tidak terlalu menurun akibat dampak kenaikan BBM," ungkapnya.

Redaktur : Nidia Zuraya
Sumber : Antara

Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya.(HR Muslim )

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tanda-Tanda Alat Pengering Rambut Harus Disingkirkan

Posted: 07 May 2013 11:13 PM PDT

Wednesday, 08 May 2013, 13:13 WIB

sheknows.com

REPUBLIKA.CO.ID, Alat pengering rambut adalah andalan Anda untuk membuat rambut indah. Namun, jika ada tanda-tanda rambut Anda mulai 'protes' dengan kehadiran alat ini, tampaknya itu saatnya Anda harus memensiunkan alat pengering rambut. Berikut di antaranya seperti dilansir situs sheknows.com:

1. Penyaring tak terlihat

Seperti penyaring udara di mobil, penyaring dalam alat pengering rambut juga bisa dipenuhi kotoran. Bila masih bisa dibersihkan, sebaiknya Anda segera lakukan. Bila tidak, inilah saatnya mengucapkan selamat tinggal.

2. Bergetar

Jika alat pengering rambut itu bergetar tak normal, ada kemungkinan alat tersebut mulai rusak atau longgar. Sebenarnya, ini bisa diperbaiki namun boleh jadi ongkosnya sangat mahal.

3. Mengganggu

Apakah bunyi alat pengering itu memekakkan telinga? Jika ya, boleh jadi ada masalah dengan baling-balingnya. Bila didiamkan, ini bisa menyulut kebakaran. Untuk memperbaiki dengan instan adalah copot dari sambungan listrik, buka alatnya, dan ambil penghambat yang ada. Jika tidak berhasil, mulai pikirkan beli yang lain.

Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama kali untuk dirinya dan keluarganya.((HR. Muslim))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan