Jumaat, 10 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


Hewan Peliharaan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung?

Posted: 10 May 2013 04:17 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki hewan peliharaan dapat menurunkan risiko penyakit jantung, menurut pernyataan ilmiah baru dari American Heart Association. Pernyataan ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Circulation, seperti dilansir sciencedaily, Jumat (10/9).

"Kepemilikan hewan peliharaan, khususnya pemilik anjing, mungkin terkait dengan penurunan risiko penyakit jantung," kata Profesor Baylor College of Medicine di Houston, Glenn N. Levine, MD, dan ketua komite yang menulis pernyataan itu setelah meninjau penelitian sebelumnya tentang pengaruh hewan peliharaan.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan hewan peliharaan dapat menurunkan faktor risiko penyakit jantung dan meningkatkan kelangsungan hidup di antara pasien. Namun penelitian tidak membuktikan bahwa memiliki hewan peliharaan secara langsung menyebabkan penurunan risiko penyakit jantung.

"Ini mungkin hanya orang sehat adalah orang yang memiliki hewan peliharaan, namun belum tentu tidak memiliki hewan peliharaan benar-benar mengarah ke atau menyebabkan pengurangan risiko kardiovaskular," kata Levine.

Ia mengatakan kepemilikan anjing khususnya dapat membantu mengurangi risiko kardiovaskular. Orang dengan anjing mungkin terlibat dalam aktivitas fisik lebih karena mereka berjalan mereka.

Dalam sebuah studi yang dilakukan kepada lebih dari 5.200 orang dewasa, menunjukkan pemilik anjing terlibat lebih banyak berjalan dan aktivitas fisik daripada pemilik non-anjing, dan 54 persen lebih mendapatkan tingkat yang direkomendasikan aktivitas fisiknya.

Memiliki hewan peliharaan dapat dikaitkan dengan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol, dan rendah obesitas. Hewan dapat memiliki efek positif pada reaksi tubuh yang stres.

"Pada dasarnya, data menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara kepemilikan hewan peliharaan dan penurunan risiko kardiovaskular," kata Levine.

"Apa yang kurang jelas adalah apakah tindakan mengadopsi atau memiliki hewan peliharaan dapat menyebabkan penurunan risiko kardiovaskular pada pasien dengan penyakit yang sudah ada sebelumnya," ujar dia.
 
Penelitian lebih lanjut, ia mengatakan, termasuk studi kualitas yang lebih baik, diperlukan untuk menjawab pertanyaan ini.

Bahkan dengan hubungan seperti ini, lanjut Levine, mungkin orang tidak harus mengadopsi, menyelamatkan atau membeli hewan peliharaan semata-mata untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

Sirip Hiu Justru Bahaya untuk Tubuh

Posted: 10 May 2013 08:00 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak mitos mengenai sirip ikan hiu. Antara lain membuat badan lebih sehat dan menjadi awet muda. Benarkah?

Ternyata para praktisi kesehatan dan pakar kuliner justru mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi produk dari ikan hiu. Selain mengganggu ekosistem laut dengan adanya perburuan hiu, produk hiu juga bukan makanan yang baik untuk kesehatan.

"Siapa bilang makan sirip hiu badan lebih sehat? Kenyataannya, untuk membuat tampilannya lebih menarik, sirip hiu sering ditambahkan Hidrogen Peroksida yang dapat meningkatkan radikal bebas dan berbahaya bagi tubuh manusia," kata praktisi kesehatan Erikar Lebang di Jakarta, Jumat (10/9).

Ia menambahkan, sampai sekarang masih banyak anggapan salah dalam masyarakat. Khususnya yang menilai kalau produk hiu dapat menyehatkan tubuh karena mengandung protein yang tinggi dan kolagen yang dapat membuat kulit awet muda.

"Padahal cara memasak sirip dan daging ikan hiu itu dengan panas yang tinggi dan waktu yang lama. Maka kemungkinan besar proteinnya sudah hilang. Selain itu, ceker ayam mengandung kolagen yang lebih tinggi dibanding sirip ikan hiu," jelasnya.

Produser film dan praktisi kesehatan Vera Lasut menyatakan tak ingin makan sirip atau daging hiu. Karena hewan ini merupakan predator yang hidup lama di laut. Sehingga tubuh hiu mengandung banyak logam dan zat kimia, seperti merkuri.

"Dengan memakan sirip hiu berarti Anda tidak mempedulikan kecantikan dan kesehatan Anda sendiri. Hiu di laut itu bukan untuk dimakan," ujarnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan