Rabu, 8 Mei 2013

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Abu Roban yang Tewas di Batang Ikut Danai Aksi Teror Poso

Posted: 08 May 2013 08:39 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Terduga teroris Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka yang tewas ditembak Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri diketahui ikut terlibat dalam pendanaan aksi teror di Poso. Abu Roban tewas saat penangkapan di Desa Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/5/2013).

"Dia terlibat pendanaan teror di Poso," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2013).

Abu Roban dan rekannya, Sigiyanto, terlibat dalam perampokan toko emas di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu; dan perampokan di Bank DKI. Perampokan itu untuk mendanai aksi terori atau diistilahkan fa'i.

Abu Roban sendiri diketahui sebagai pimpinan halaqoh Ciledug. Dia juga terkait kelompok Abu Omar, pemasok senjata dari Filipina. "Kita terus kembangkan dari tersangka yang masih hidup, bisa diperoleh informasi baru," kata Agus.

Abu Roban dan Sugiyanto dibekuk sekitar pukul 15.00 di Desa Limbung, Batang, Jawa Tengah. Polisi menyita senjata api jenis FN dan delapan peluru dari Abu Roban. Belum ada keterangan lebih lanjut apakah penangkapan ini terkait dengan yang di Bandung.

Sebelumnya, baku tembak juga terjadi antara Densus 88 dan terduga teroris sekitar pukul 11.30 di rumah kontrakan milik H Anda Suhanda, di RT 2 RW 8 Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Diduga ada sekitar empat terduga teroris di dalam kontrakan itu. Baku tembak terjadi lebih dari empat jam. Densus menangkap HR (22). Sementara itu, AD, BD, dan TD selaku rekannya dikabarkan masih dikepung. Mereka diduga bagian dari jaringan teroris yang tertangkap di Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Soal Mobil yang Akan Disita KPK, Luthfi Bilang Enggak Nonton TV

Posted: 08 May 2013 08:27 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq mengaku tidak memantau pemberitaan media terkait mobil-mobilnya yang akan disita Komisi Pemberantasan Korupsi dari kantor DPP PKS. Selama berada di Rumah Tahanan KPK Cabang Guntur, Jakarta Selatan, Luthfi mengaku tidak bersentuhan dengan dunia luar.

"Saya di Guntur tidak nonton TV, tidak baca koran, tidak tahu berita. Jadi kami di Guntur putus dari dunia luar," kata Luthfi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (8/5/2013), seusai diperiksa sebagai saksi untuk tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi dengan tersangka Ahmad Fathanah.

Luthfi yang juga menjadi tersangka kasus yang sama mengaku tidak tahu apa-apa. "Saya tidak tahu apa-apa, tidak tahu apa yang terjadi," ucap Luthfi.

Seperi diberitakan sebelumnya, tim penyidik KPK dua kali gagal menyita lima mobil terkait Luthfi dari kantor DPP PKS. Pada hari pertama, Senin (6/5/2013), tim penyidik gagal membawa lima mobil itu ke Gedung KPK sehingga hanya menyegel mobil-mobil tersebut. Penyidik saat itu gagal karena dihalang-halangi sejumlah orang. Kemudian, pada Selasa (7/5/2013), penyidik kembali mendatangi Gedung DPP PKS untuk membawa lima mobil itu. Namun, upaya penyidik lagi-lagi gagal.

Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, tim penyidik tidak diperbolehkan masuk meski telah menunjukkan surat perintah penyitaan. Kelima mobil yang akan disita itu adalah VW Caravelle, Mazda CX9, Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, dan Nissan Navara.

Penyitaan dilakukan terkait penyidikan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi yang menjerat Luthfi. KPK menduga mobil-mobil ini berasal dari hasil tindak pidana korupsi.

Dalam kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi, Luthfi diduga bersama-sama dengan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama sebagai imbalan mengurus penambahan kuota impor daging sapi untuk perusahaan itu.

Sebelumnya, KPK menyita Toyota FJ Cruiser bernomor polisi B 1340 TJE yang juga diduga terkait Luthfi. FJ Cruiser itu kini diamankan di halaman parkir Gedung KPK, Kuningan, Jakarta. Selain itu, KPK menyita lima mobil yang diduga berkaitan dengan Fathanah, yakni Honda Jazz putih, Toyota Land Cruiser Prado dengan nomor polisi B 1739 WFN, Toyota Alphard B 53 FTI, Mercedes Benz C200 B 8749 BS, dan FJ Cruiser dengan nomor polisi B 1330 SZZ. Menurut Johan, setelah dilakukan penelusuran lebih jauh, penyidik menemukan kaitan FJ Cruiser B 1330 SZZ Fathanah itu dengan Luthfi.


Ikuti berita terkait dalam topik:
Skandal Suap Impor Daging Sapi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan