Selasa, 25 Disember 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Hampir 6.000 penumpang terjebak saat topan landa Filipina

Posted: 25 Dec 2012 07:37 PM PST

Manila (ANTARA News) - Topan Tropis Wukong, yang disebut Quinta oleh warga Filipina, membuat 5.748 penumpang terjebak di selusin pelabuhan di Filipina tengah hingga Rabu pukul 07.00 waktu setempat.

Menurut Penjaga Pantai Filipina, kebanyakan penumpang terjebak di Pelabuhan Manila (2.550 orang), Cebu  (939 orang), dan Maasin Leyte (454 orang).

Sebanyak 40 kapal dan 10 perahu motor ditambatkan di pelabuhan-pelabuhan tersebut, sementara 10 kapal berlindung di pelabuhan lain, demikian laporan kantor berita Xinhua.

Satuan Penjaga Pantai Filipina di daerah terpengaruh topan berada siaga penuh dan terus memantau perkembangan serta dampak dari gangguan cuaca dan melarang keras kapal beroperasi.

Topan Tropis Wukong sedikit melemah setelah memasuki daratan di Leyte dan Filipina timur, Selasa malam (25/12), dan kini melintasi Pulau Camotes.

Menurut Biro Cuaca Negara, PAGASA, pukul 07.00 waktu setempat Rabu, pusat Topan Wukong diperkirakan berada di Pulau Bantayan, Cebu.

PAGASA memperingatkan perahu nelayan dan kapal kecil lain agar tidak melaut di sekitar Luzon dan wilayah Visayas serta Mindanao.

(C003)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pemuka agama minta asing hentikan intervensi

Posted: 25 Dec 2012 06:30 PM PST

Warga Suriah duduk di bagian belakang mobil bersama barang-barang mereka saat mereka berusaha menyelamatkan diri dari pertempuran di Aleppo, Selasa (16/10). (REUTERS/Asmaa Waguih)

Mereka ingin mengacaukan negara-negara Muslim

Berita Terkait

Islamabad (ANTARA News) - Anggota partai keagamaan utama Pakistan, Selasa, mengatakan bahwa campur tangan asing di Suriah harus dihentikan, dan menegaskan bahwa dialog kelompok oposisi dan pemerintah adalah satu-satunya solusi untuk krisis Suriah.

Berbicara dengan kantor berita Iran (IRNA), Dr Farid Ahmad Paracha, Wakil Sekretaris Jenderal Jamaat-e-Islami mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya yang memperparah situasi di Suriah.

Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas hilangnya sejumlah nyawa manusia yang berharga di negara Arab.

Ia menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk maju dan memainkan peran mereka dalam memulihkan perdamaian di Suriah.

Pimpinan Jamaat-e-Islami melanjutkan bahwa AS senang atas situasi di Suriah. "Mereka ingin mengacaukan negara-negara Muslim," katanya.

Dr Farid Ahmad Paracha mengekspresikan pandangannya dan mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk membawa perdamaian di Suriah.

Dia sangat percaya bahwa usulan Iran dialog antar kelompok Suriah adalah satu-satunya solusi untuk perdamaian di negara itu.

Dia menambahkan bahwa suasana kepercayaan harus dibangun agar dialog berhasil.

Pemimpin agama berpandangan bahwa campur tangan asing di Suriah harus dihentikan segera. Dia menuduh AS memperparah krisis di Suriah.

Dr Farid Ahmad Paracha mengatakan bahwa Iran adalah negara Islam besar dan dapat memainkan peran penting untuk mengatasi krisis di Suriah.

Pimpinan Jamaat-e-Islami untuk pertanyaan mengatakan bahwa tidak ada keraguan bahwa AS telah gagal untuk mencapai desain yang jahat di Suriah.

Para pemimpin agama mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga dapat membantu dalam memecahkan krisis Suriah, namun penyebaran pasukan di negara Arab akan menjadi keputusan bencana.

Pemimpin agama mengatakan bahwa untuk melihat umat Islam berkelahi satu sama lain adalah hobi favorit orang Amerika.

Suriah telah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011 dengan serangan terorganisir dengan baik geng-geng bersenjata melawan pasukan polisi Suriah dan penjaga perbatasan yang dilaporkan di seluruh negeri.

Ribuan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, telah tewas, ketika beberapa aksi protes berubah menjadi bentrokan bersenjata.

Pemerintah menyalahkan penjahat, penyabot dan kelompok teroris bersenjata atas kematian itu, dan menekankan bahwa kerusuhan telah diatur dari luar negeri.
(H-AK)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan