Sabtu, 7 Januari 2012

Republika Online

Republika Online


Waspadai, Minum Air Saat Makan

Posted: 07 Jan 2012 06:54 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID,  Anda memiliki kebiasaan banyak minum ketika sedang makan? Sepertinya Anda harus segera mengubah kebiasaan tersebut. Sebab, meneguk air ketika makan ternyata dapat menghambat pencernaan di lambung.
 
Konselor mikrobiotik dari India, Shonali Sabherwal, mengatakan, ketika makan bukanlah waktu yang tepat untuk memuaskan rasa dahaga. "Orang-orang tidak tahu betapa minum air saat makan cukup mempersulit pencernaan mereka," ujar Sabherwal seperti dikutip Times of India.

Penelitian menunjukkan bahwa minum sedikit air selama makan tidak menjadi perhatian. Namun, minum segelas atau dua gelas dapat mengganggu pencernaan. Para peneliti menemukan bahwa yang terbaik adalah minum air sebelum makan dan dua jam sesudahnya. Hal ini membantu dalam penyerapan nutrisi.

Sabherwal mengatakan bahwa minum air ketika makan dapat mengencerkan konsentrasi asam lambung (HCl). Untuk mencerna makanan, tubuh memerlukan HCl dengan konsentrasi tertentu. Namun, kerena minum banyak air, konsentrasi HCl berkurang. Akibatnya, hanya sedikit makanan yang bisa dicerna oleh tubuh. Hal ini, jika dibiarkan terus bisa menimbulkan berbagai penyakit.

Asam lambung, selain membantu pencernaan juga berfungsi sebagai anti bakteri. Jika lambung sudah tidak bekerja optimal, akan dapat mempengaruhi kerja organ pencernaan lainnya menjadi lebih berat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme tubuh.

Agar tak merasa haus ketika makan, Sabherwal menghimbau agar tak terlalu banyak makan makanan yang asin.  "Pastikan makanan Anda tidak terlalu asin karena  akan semakin membuat  haus," kata dia. Agar pencernaan tetap berjalan baik meskipun tanpa dibantu oleh air, ia menyarankan agar mengunyah pelan-pelan. Saat mengunyah, mulut mengeluarkan enzim yang membantu pencernaan makanan sehingga tugas lambung dalam mencerna makanan menjadi lebih ringan.

Full content generated by Get Full RSS.

Si Kecil Gampang Stress? Bisa Jadi Kurang Tidur Siang

Posted: 07 Jan 2012 02:22 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Jangan sepelekan manfaat tidur siang bagi balita anda. Studi terkini membuktikan kebiasaan jarang tidur siang bahkan bisa berefek buruk bagi si kecil.

Kebiasaan itu bakal mempengaruhi perkembangan mental, balita lebih rentan stres dan terganggu kesehatan mentalnya saat besar nanti. Berdasarkan penelitian dari  University of Colorado Boulder, AS, balita yang kehilangan hanya satu tidur siang saja,bisa menjadi lebih cemas dan kurang tertarik pada dunia di sekitar mereka.

Ke depan, mereka menjadi tidak senang, meskipun sedang berada di acara bahagia. Selain itu, mereka juga selalu kesulitan mengatasi stres yang terjadi pada mereka.

Kondisi itu timbul karena tidur siang adalah cara melampiaskan perasaan lembut sang balita, dengan cara yang berbeda. Bila tidur siang  kurang maka berisiko menyebabkan rusaknya suasana hati seumur hidupnya.

Menurut salah seorang peneliti, Profesor Monique LeBourgeois, untuk sampai pada kesimpulan itu, ia bersama koleganya meneliti balita berusia dua hingga tiga tahun. Metode penelitiannya, adalah dengan merekam dan memfilmkan ekspresi para balita ini ketika mereka tidur siang. "Terlihat berbeda jika satu hari saja sang bayi tidak tidur siang," ujarnya, seperti dikutip Dailymail, Sabtu (7/1).

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa balita yang lelah dan tidak tidur siang banyak yang tak berhasil menyelesaikan teka-teki yang diujikan. Selain itu, mereka juga kurang positif dalam memberi respon emosi.

Penelitian ini menunjukkan, kurang tidur siang, bisa menyebabkan mereka berekspresi dengan berbeda. "Dan dari waktu ke waktu, dapat membentuk perkembangan otak emosional mereka," ujarnya.

Resiko jangka panjangnya, kurang tidur siang membuat mereka memiliki suasana hati yang bermasalah di seumur hidupnya. "Sama seperti gizi yang baik, tidur yang cukup merupakan kebutuhan dasar, " ujarnya.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan