Sabtu, 7 Januari 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Produser merugi karena pelanggaran hak cipta

Posted: 07 Jan 2012 04:41 AM PST

Denpasar (ANTARA News) - Produser musik Bali cukup banyak yang merugi bahkan sampai bangkrut akibat maraknya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh sebagian masyarakat secara tidak disadari.

"Pelanggaran hak cipta berupa transfer lagu dari komputer ke telepon seluler membuat cukup banyak produser yang bangkrut karena hasil penjualan album tidak sesuai harapan," kata Ketua Persatuan Artis, Musisi, Pencipta dan Insan Musik (Pramusti) Bali I Gusti Ngurah Murthana di Denpasar, Sabtu.

Dia mengatakan, selain itu, beberapa perusahaan rekaman yang biasa memproduseri musisi pop Bali menolak untuk melakukan kerja sama karena takut merugi.

Ketakutan dari para produser musik tersebut, tambah Murthana, muncul setelah melihat penurunan penjualan album yang kondisinya sudah cukup parah dalam beberapa tahun terakhir.

"Saat ini penjualan album hanya mencapai ribuan copy, bahkan untuk mencapai penjualan album sebanyak 2.000 copy saja dalam setahun sangat susah," ujar pria yang akrab dipanggil Rahma tersebut.

Dia menjelaskan, sejak saat itu terjadi penurunan penjualan sampai 500 persen, lanjut dia, penyebabnya adalah perkembangan teknologi dan pembajakan kaset.

Padahal saat masa kejayaan musisi Bali dari 2004-2009, umumnya para musisi dapat menjual album sampai 50.000 copy dalam satu tahun

Kondisi tersebut, ungkap Rahma, membuat sebagian musisi menjadi meredup bintangnya sehingga membuat banyak yang tidak aktif berkarya atau malah beralih profesi ke bidang lain.

"Namun tetap masih ada musisi yang masih bertahan dan tetap aktif untuk mempertahankan eksistensi musik pop berbahasa Bali tersebut," katanya.

Menurut Rahma, meski terjadi keterpurukan penjualan album tidak membuat para anggotanya yang masih aktif itu pasrah dan kalah semangat, terbukti masih ada juga yang meluncurkan album.

Seperti yang dilakukan oleh grup band Triple X (XXX) dengan meluncurkan album terbaik beberapa waktu lalu yang mendapat sambutan yang hangat dari penggemarnya.
(T.KR-IGT/Z002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Peharpa simfoni Austria akan tampil di Jakarta

Posted: 07 Jan 2012 03:32 AM PST

Makassar (ANTARA News) - Rama Widi pemain harpa asal Kabupaten Tanatoraja, Sulawesi Selatan yang bergabung dengan orchestra asal Vienna, Austria akan melakukan konser Soloist of Symphonia Vienna di Aula Simfonia Jakarta pada 14 dan 15 Januari 2012.

"Semua persiapan sudah dilakukan dan semoga konser yang bertajuk New Years Concert with The Soloist of Symphonia Vienna, Austria akan menjadi momen untuk lebih memasyarakatkan alat musik harpa di Indonesia," ujar Rama Widi di Makassar, usai mengunjungi kampung halamannya di Kabupaten Tanatoraja, Sulsel, Jumat.

Ia mengatakan, konser yang akan digelarnya bersama Symphonia Vienna itu merupakan tur awalnya di 2012 dan akan menampilkan principal-principal (pemimpin) dari tiap instrumen untuk menunjukan kebolehannya dalam bermain musik klasik tingkat tinggi.

Dengan musikalitas klasik yang sangat indah ini, kata putra mantan Wakabareskrim Mabes Polri, Irjen Pol Mathius Salempang, itu menjadikan alasan mengapa mereka terpilih menjadi principal dalam Symphonia Vienna yang akan digelar itu.

Dalam konser itu juga, 15 dari 65 musisi dunia yakni prinsipal dari Symphonia Vienna, Rama yang mewakili Indonesia ingin membangun sebuah jembatan antara Austria-China dan Indonesia melalui lantunan dan alunan musik yang indah.

"Semua musisi pasti menginginkan agar musiknya diterima semua kalangan. Kami juga sama dan berharap agar musik klasik yang hanya dikenal oleh masyarakat kelas tertentu ini bisa diterima sebagai hiburan yang menarik," katanya.

Pada konser kali ini, dirinya yang sudah menjadi principal Harpa pada orkestra Symphonia Vienna sejak 2011 berharap bisa menjadi momentum untuk meyakinkan masyarakat jika musik klasik bukan untuk kelas tertentu tapi menjadi bagian dari masyarakat dunia tanpa harus mengenal perbedaan.

Ia juga mengaku bahwa musik sebagai simbol bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan dan bukan cuma olahraga seperti sepak bola dan sebagainya.

"Dengan alunan musik yang indah, pastinya akan mampu membawa seseorang bebas dan larut dalam mimpi apapun," ucapnya.

Sebelumnya, Rama Widi adalah pemain harpa terbaik di Indonesia yang telah bermain dengan banyak orkestra di Eropa dan Indonesia. Rama telah menggelar tur keliling Eropa dengan Zoltan Kodaly bersama World Youth Orchestra, dan tur keliling Cina dengan Symphonia Vienna Orchestra.

Selain menjadi pemain harpa laki-laki pertama, Rama juga menjadi peharpa pertama Indonesia yang tampil solo dengan orkestra-orkestra ternama dunia dan Indonesia. (ANT)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan