Sabtu, 10 Disember 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


92.926 pelajar di Bali dari keluarga miskin

Posted: 10 Dec 2011 07:42 PM PST

Sejumlah gadis Bali dengan menggunakan pakaian adat Bali bersiap dalam satu perhelatan internasional di provinsi itu. Walau sekilas memesona, namun peta kemiskinan di provinsi ternama itu masih jelas terlihat sebagaimana pada besaran angka buta huruf. (FOTO ANTARA/Noveradika)

Berita Terkait

Video

Denpasar (ANTARA News) - Mungkin ini paradoks Provinsi Bali di tengah keharuman nama dan kenikmatan wisata yang terjadi di provinsi pulau itu. Ternyata 92.926 murid SD dan setingkat siswa SLTP di sana dari keluarga-keluarga miskin. Jika semuanya dikumpulkan, hampir memenuhi Stadion Gelora Bung Karno!

"Selain itu Bali masih memiliki 233.385 orang buta aksara usia antara 15-44 tahun," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Bali, I Ketut Teneng, di Denpasar, Minggu. Penduduk Bali secara keseluruhan sekitar 4 juta jiwa saja.

Ia mengatakan, isu aktual dalam bidang pendidikan di Bali, antara lain pengangguran terbuka usia SD, SMP, SMA/SMK dan perguruan tinggi tercatat 66.470 orang.

Selain itu siswa putus sekolah dari berbagai jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK tercatat 1.315 orang serta lebih dari 2.216 orang tamatan SD tidak melanjutkan pendidikan ke SMP.

Demikian pula lebih dari 3.965 tamatan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK akibat berbagai faktor, terutama ketidakmampuan orang tua membiayai kelangsungan bagi putra-putrinya.

Teneng menjelaskan, Pemprov Bali mengalokasikan dana maupun kucuran dari pemerintah pusat untuk mendukung upaya pendidikan di daerah ini. "Kucuran dana tersebut termasuk diantaranya untuk pemberian bea siswa bagi pelajar yang berasal dari keluarga miskin," katanya.

Masih ada "jurus" lain untuk mengatasi masalah pendidikan dan ketenagakerjaan di sana. Yaitu dengan mengarahkan sejumlah SMA di Bali menjadi sekolah menengah kejuruan, guna mampu memberikan keterampilan sesuai potensi dan berpeluang untuk bisa dikembangkan di daerah ini.

Hal ini didasari kenyataan pula di sana bahwa pengangguran itu justru banyak pada kategori usia tamat SMA.
(I006)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Detasemen B-90 Bravo bebaskan sandera di gerbong kereta api

Posted: 10 Dec 2011 07:35 PM PST

Salah satu kemampuan dasar personel Detasemen B-90 Bravo Komando Pasukan Khas TNI-AU adalah menangkal aksi terorisme pada berbagai medan dan moda yang dipakai. (FOTO ANTARA/Lucky R)

... dengan terorisnya? Tewas di tempat, di dalam gerbong kereta api yang mereka bajak tanpa perlawanan berarti....

Berita Terkait

Bandung (ANTARA News) - Segerombolan teroris tidak senang atas satu hal kepada pemerintah, mereka membajak gerbong kereta api dengan puluhan sandera di dalamnya. Jika keinginan teroris itu tidak dikabulkan, satu demi satu nyawa sandera melayang di tangan mereka.

Kejadian di Bandung itu kemudian diserahkan kepada Detasemen B-90 Bravo Komando Pasukan Khas TNI-AU. Lewat riset singkat dan rancangan operasi kilat, buah dari latihan keras selama ini bisa dipetik secara baik. Aksi penanggulangan teror yang biasa diperagakan dari pasukan kontra terorisme manapun di dunia mereka bisa membebaskan para sandera tanpa luka-luka berarti.

Bagaimana dengan terorisnya? Tewas di tempat, di dalam gerbong kereta api yang mereka bajak tanpa perlawanan berarti. Dalam waktu sangat singkat cuma bilangan menit saja, pertempuran jarak dekat memakai senjata organik ringan dan beberapa perlengkapan serta teknik khusus, personel-personel pasukan khusus TNI-AU itu mampu menyelesaikan tugas secara baik. 

Skenario yang sesuai dengan aksi nyata itu merupakan simulasi tindak penanggulangan teror dari pasukan khusus TNI-AU berbaret jingga dari markas besarnya, di Kawasan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mereka memakai gerbong kereta api betulan di rel yang sesungguhnya di dalam Stasiun Kereta Api Bandung, pada Sabtu tengah malam (11/12).

Operasi simulasi dan latihan itu dipimpin langsung Komandan Detasemen B-90 Bravo, Kolonel Pasukan Yudi Bustomi.  Sebanyak 30 siswa latihan pasukan anti teror TNI-AU itu terlibat dalam aksi pembebasan sandera yang ditandai dengan aksi taktis dari pasukan elit itu.

Kegiatan latihan kontra teror yang dilakukan pasukan khusus TNI-AU itu sudah beberapa kali digelar, selain di KA dimulasi serupa juga digelar di pesawat terbang, gedung dan di angkutan bus.

"Latihan kontra teror di atas KA dan Stasiun KA jelas sangat bermanfaat bagi kami di jajaran PTKA, untuk itu petugas stasiun juga dilibatkan dalam kegiatan simulasi ini, sehingga mereka tahu betul apa yang harus dilakukan bila dihadapkan dengan kondisi seperti itu," kata Kepala Humas PTKA Daop II Bandung, Bambang Prayitno.

Menurut Bambang, jajaran PTKA sudah melakukan antisipasi, salah satunya melakukan pemeriksaan dengan menggunakan detektor logam di pintu masuk stasiun serta menyertakan petugas khusus Polsuska untuk pengawalan dan pengamanan perjalanan KA.

"Ada prosedur tetap yang diterapkan bila menghadapi aksi teror antara lain koordinasi antara masinis, awak KA, petugas stasiun terdekat serta petugas keamanan," kata Prayitno.

Selain itu antisipasi teror, seperti kasus pembajakan KA, PTKA memberlakukan pengamanan khusus selain menyertakan Polsuska, juga memberlakukan larangan memasuki ruang masinis bagi yang tidak berkepentingan.

Sementara itu latihan penanganan anti teror di atas KA dan stasiun itu menurut Bambang bukan berarti perjalanan KA tidak aman melainkan sebagai langkah antisipasi dan kesiapan aparat keamanan dalam melakukan aksi pencegahan terhadap aksi terorisme. (S033)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan