Ahad, 6 November 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Khatib: Idul Adha momentum bangun karakter bangsa

Posted: 06 Nov 2011 06:44 AM PST

Pangkalpinang (ANTARA News) - "Perayaan Idul Adha 1432 Hijriyah merupakan momentum membangun kembali karakter bangsa yang mulai memudar," kata Ustadz Prof Dr H Masrukhi pada khutbah shalat Idul Adha di Lapang Merdeka Kota Pangkalpinang.

"Momentum Idul Adha sangat tepat untuk merenungkan kembali pembangunan karakter bangsa, yang tidak lepas dari keteladanan yang diberikan Nabi Ibrahim AS, yang memiliki nilai-nilai luhur yang hakiki," ujarnya di Pangkalpinang, Ahad.

Ia menjelaskan, sosok Nabi Ibrahim AS adalah manusia yang menunjukan keikhlasan dan ketaatan yang tulus dalam menerima perintah Allah SWT. Kesabaran dikedepankan, manakala perintah Allah itu dirasakannya bertentangan dengan fikiran dan keinginannya.

Kesalehan Nabi Ibrahim ini ternyata juga diimbangi dengan kesalehan keluarganya, isteri dan anaknya Ismail AS, ketika perintah berat dari Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail yang sedang menginjak remaja.

"Bagaimana pendapatmu wahai anak ku?" tanya Ibrahim kepada Ismail dan Ismail pun dengan tegar menjawab, "Lakukan apa yang diperintahkan Allah, ayah ku. Insya-Allah engkau akan mendapatkan aku sebagai orang yang sabar," kata Ismail.

Menurut dia, karakter lebih dekat pada perspektif psikologis yang berkaitan dengan aspek kepribadian, akhlak atau budi pekerti, watak yang membedakan seseorang dengan orang lainnya.

Ia menjelaskan, ketika bangsa yang besar ini yang bertatanan kehidupan sebagai Pancasilais dan agamais mengalami keterpurukan pada berbagai bidang kehidupan karena realita yang diciptakan masyarakat.

"Saat ini, seakan bangsa ini sedang menggali lubang kuburnya sendiri, untuk secara cepat atau lambat akan terperosok ke dalamnya," ujarnya.

Ia mengatakan, seakan bangsa ini telah meninggalkan nilai-nilai luhur yang telah dicanangkan `the fonding fathers` republik ini, seperti prilaku-prilaku santun, toleransi, solidaritas, kepedulian sosial, gotong royong sebagai atribut `good citizenship`, tergantikan oleh budaya kekerasan.

"Saat ini, yang tampak ke permukaan adalah kecurigaan, egoisme, anarkisme dan lainnya, sehingga masyarakat mudah sekali terprovokasi untuk berbuat brutal dan anarkis yang pada akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri secara luas," ujarnya.

Menurut dia, runtuhnya karakter bangsa ini, bahkan telah diketahui secara luas dunia internasional.

"Saat ini, dunia internasional mulai memandang rendah bangsa ini, diukur dari tingkat transparansi penyelenggaraan negara, sistem peradilan dan penghormatan terhadap hak properti intelektual," ujarnya.
(ANT-040/Z002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Ratusan WNI halalbihalal di Masjid Salam Kairo

Posted: 06 Nov 2011 06:35 AM PST

Kairo (ANTARA News) - Ratusan warga negara Indonesia (WNI), sebagian besar mahasiswa, di Mesir pada Ahad melakukan shalat Idul Adha 1432 Hijriyah berjamaah dan halalbihalal di Masjid Al Salam, Madinat Nasr, Kairo Timur.

"Masjid Al Salam sengaja dipilih untuk tempat Shalat Id dan halalbihalal WNI ini karena tempatnya cukup luas dan lokasinya berdekatan dengan permukiman mahasiswa Indonesia," kata Koordinator Idul Adha Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Nur Salim kepada ANTARA usai shalat Id, Ahad.

Nur Salim yang juga staf Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Kairo itu menjelaskan, WNI yang shalat Id ini sebagian besar mahasiswa, di samping keluarga staf KBRI, dan masyarakat Indonesia yang bermukim di Mesir.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, shalat Id bagi WNI ini dilakukan setelah warga Mesir melangsungkan shalat Id di Masjid yang sama.

Bertindak sebagai imam shalat Id adalah Ustadz Bustaman Siregar dan khatib Ustadz Mahmudi Muhson, MA.

Panitia menyediakan nasi kotak untuk santap gratis bagi semua anggota jamaah seusai shalat Id.

"Lumayan, selain bersilaturrahim, juga menikmati masakan khas Indonesia," ujar Umi Arifah, mahasiswi asal Karawang, Jawa Barat, sambil menenteng nasi kotaknya.

Nikmah Mawaddati, mahasiswi asal Jawa Tengah menuturkan bahwa Id berjamaah WNI ini memiliki kesan tersendiri untuk saling bertegur sapa sesama orang Indonesia di negeri Seribu Menara ini.

Sementara itu, khusus bagi mahasiswa yang kuliah di berbagai provinsi di luar kota Kairo, panitia menyediakan uang ganti transportasi bagi mereka yang menghadiri halalbihalal, kata Nur Salim yang juga alumnus Universitas Al Azhar, Mesir itu.

Adapun pemotongan hewan kurban bagi masyarakat Indonesia dilakukan di kompleks KBRI di Distrik Garden City, pusat kota Kairo usai shalat Id.

Ketua Seksi Hewan Kurban, Muhammad Wildan, menjelaskan, tersedia 13 ekor hewan kurban, yaitu tiga ekor sapi dan sembilan ekor kambing.

Mantan Duta Besar RI untuk Mesir, Bachtiar Aly, turut menyumbangkan satu ekor sapi dan seekor kambing.

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yang berbakti sebagai Dubes di Mesir pada 2002-2005 itu cukup terkesan di kalangan mahasiswa Indonesia setempat.

"Beliau cukup dekat dengan mahasiswa, itulah sebabnya meskipun sudah kembali ke Indonesia, tapi setiap Idul Adha beliau selalu menyumbangkan hewan kurban untuk mahasiswa," kata mantan Presiden Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Nur Fuad Shofiyullah.

Kesan senada diutarakan Irwan Tamsoa, mahasiswa asal Ternate, Maluku Utara.

"Pak Bachtiar cukup terkesan terutama penyediaan asrama atau sekretariat mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia," kata Irwan, merujuk pada usaha Bachtiar Aly yang semasa menjabat Dubes,"bergerilya" ke para gubernur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan lainnya untuk penyediaan asrama mahasiswa masing-masing daerah tersebut.

Jumlah WNI di Mesir saat ini berkisar 5.000 orang, sebagian besar di antaranya berstatus mahasiswa yang umumnya kuliah di Universitas Al Azhar yang tersebar di ibu kota Kairo dan di sejumlah kota provinsi, seperti Zakazik, Tanta, Mansurah dan Iskandariyah.

Dalam krisis politik di Mesir pada Januari dan Februari lalu, sebagian besar WNI tersebut sempat dievakuasi ke Indonesia, namun kini mereka telah kembali setelah keamanan terkendali.
(T.M043/Z002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan