Ahad, 25 September 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Uubaya pecahkan rekor komik terpanjang

Posted: 25 Sep 2011 07:09 AM PDT

Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Surabaya (Ubaya) memecahkan rekor MURI dengan membuat komik terpanjang yang berukuran 200 meter di East Coast, Laguna (Pakuwon City), kompleks Food Festival, Surabaya, kemarin.

Dalam pemecahan rekor komik terpanjang di Indonesia itu, pihak Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat komik manga terpanjang yang dibuat "Stabilo & Animonster" sebelumnya berukuran 146,5 meter.

"Pemecahan rekor ini dilakukan terkait Lustrum ke-5 (25 tahun) Fakultas Teknik Ubaya," kata dosen Jurusan Teknik Informatika Ubaya, Ongko Citro.

Komik itu digambar beramai-ramai oleh sekitar 150 mahasiswa Jurusan Teknik Informatika. Mereka menggambar di atas kain putih yang sudah dibentangkan memanjang.

"Pembuatan komik itu juga merupakan salah satu aplikasi dari mata kuliah desain grafis dan desain komunikasi visual (DKV)," katanya.

Di tempat dan waktu yang sama, pihaknya juga menggelar pameran karya mahasiswa, workshop animasi dua dimensi, workshop "papercraft" untuk anak SD, dan lomba "rally photography on the spot."

"Ada juga permainan ular tangga raksasa (berwarna merah, biru, dan hitam) berukuran 4x4 yang akan dimainkan para mahasiswa dan peserta workshop," katanya, didampingi staf Humas Ubaya, Hayuning Purnama Dewi.

Sementara itu, Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra (UK) Surabaya memamerkan sejumlah karya seni urban bertajuk "URBANation" di Ruang Pameran Perpustakaan, Gedung W, UKP Surabaya pada 26 September-22 Oktober 2011.

"Urban art tidak hanya diterjemahkan sebagai seni perkotaan atau seni yang dimunculkan oleh perkotaan, namun urban art (seni urban) adalah ungkapan rasa, refleksi maupun gagasan dari masyarakat perkotaan," kata panitia pameran dari DKV UKP, Obed Bima Wicandra.

Oleh karena itu, seni urban yang mewujud dari budaya urban menghasilkan karya-karya seni yang cenderung orisinil dan tak menyoal ada-tidaknya kepentingan kapital (industri), di antaranya komik, mural, graffiti, zine, lomografi, urban toys (paper, resin, dan sejenisnya), desain karakter, digital painting, desain t-shirt, dan sebagainya.

"Seni urban kerap dihubungkan dengan tumbuhnya komunitas-komunitas yang sering tumbuh karena tren. Seni urban banyak pula yang mengaitkan dengan budaya anak muda perkotaan. Tidak salah memang, karena merekalah yang sering memiliki gagasan kebaruan, bahkan subversif atau berani menabrak pakem yang diciptakan oleh generasi senior mereka," katanya.

(T.E011/Y008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pedagang pasar bernyanyi dalam "Solo City Jazz"

Posted: 25 Sep 2011 05:15 AM PDT

Musisi Fariz RM beraksi (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)

Berita Terkait

Surakarta (ANTARA News) - Para pedagang di pasar-pasar tradisional di Kota Solo, Jawa Tengah, ikut bernyanyi bersama para musisi ibu kota yang memeriahkan pergelaran musik "Solo City Jazz" 2011, di Kota Surakarta, Jateng, Sabtu.

Beberapa musisi yang juga tampil di panggung Solo City Jazz di Taman Sriwedari pada Jumat (23/9) malam seperti Diah Ayu, Healthy Body dan Zarro and The Vega menyemarakkan suasana di Pasar Gede dan Pasar Klewer Solo, Sabtu.

Selain itu, pada Sabtu sore, Zarro and The Vega yang berasal dari Jakarta tersebut tampil memukau bersama anak-anak yang tergabung dalam kelompok musik Rancak Perkusi, bentukan Gilang Ramadhan Studio Band di Pasar Triwindu Solo.

Selain menghibur para pedagang, acara yang digelar sejak pukul 10.00 hingga 17.00 WIB itu tampak menyedot perhatian para pecinta musik jazz dari Kota Bengawan dan masyarakat berasal dari berbagai kalangan.

Penyelenggara acara dari Mataya Art and Heritage, Heru Prasetya, mengatakan, pergelaran Solo City Jazz 2011 diformat untuk menyambangi pasar tradisional dengan tujuan ingin memasyarakatkan musik jazz yang selama ini dianggap sebagai musik untuk kalangan tertentu saja.

"Pasar merupakan pusat kegiatan di Kota Solo sehingga membaurkan musisi jazz yang bernyanyi di pasar-pasar tradisional membuat musik ini semakin merakyat dan dicintai publik Solo," kata dia di sela acara di Pasar Triwindu.

Selain itu, kata dia, lagu-lagu yang dibawakan para musisi tersebut adalah tembang Jawa yang diaransemen ulang dengan sentuhan jazz.

Beberapa lagu yang dibawakan para musisi tersebut antara lain Gundul-Gundul Pacul dan Suwe Ora Jamu yang merupakan tembang dolanan di tanah Jawa.

Dalam pertunjukan di Pasar Triwindu, anak-anak asuhan Gilang Ramadhan di Rancak Perkusi mengundang decak kagum para pecinta musik jazz dengan memainkan beberapa tembang dolanan menggunakan jimbe, sner, flortom.

Sebelumnya, publik Solo tersihir oleh penampilan artis senior Fariz Rustam Munaf atau yang lebih dikenal dengan Fariz RM pada pergelaran hari pertama Solo City Jazz pada Jumat (23/9) malam.

Fariz RM membawakan beberapa tembang lawasnya seperti "Sakura", "Nada Kasih", dan "Barcelona".
(ANT-202/B/M029/M029) 24-09-2011 22:51:43

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan