Selasa, 16 Julai 2013

Republika Online

Republika Online


Waduh, Harga Telur dan Ayam Masih Mahal Juga

Posted: 16 Jul 2013 12:04 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Sepekan memasuki bulan suci Ramadhan 1434 Hijriah, harga telur dan daging ayam di Kota Bogor, Jawa Barat, tinggi, lebih dari Rp 20.000 per kilogram. Pantauan Antara di Pasar Anyar, Selasa, harga telur ayam broiler mencapai Rp 21.000/kg, mengalami kenaikan sejak ditetapkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah.

Pascakenaikan BBM harga telur bertahan di level Rp 20.000/kg, namun mendekati bulan Ramadhan merangkak naik menjadi Rp 21.000, bahkan pernah menyentuh Rp 22.000/kg, kata pedagang. Tingginya harga telur itu membuat sejumlah pedagang kehabisan stok untuk berjualan. Beberapa pedagang grosir di kawasan HM Salmun tidak menyediakan telur karena sudah habis bahkan tidak punya stok.

Begitu juga di dekat Pasar Anyar, hanya satu agen bahan kebutuhan pokok yang masih menyediakan telur ayam dengan jumlah mencukupi. "Harga telur lagi mahal, jadi tidak mampu beli banyak. Kalau sudah kesiangan, stok telur habis," kata Rani salah satu pedagang sembako di dekat Pasar Anyar. Selain telur, harga daging ayam juga bertahan Rp 40.000 per kilogram. Harga daging ayam sudah mengalami kenaikan sejak sebelum Ramadhan.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, M Sinaga, menyebutkan kenaikan harga sudah menjadi tradisi setiap menjelang Ramadhan. "Kenaikan harga-harga memang dirasakan cukup tinggi karena efek domino dari kenaikan BBM dan tren menyambut Ramadhan," katanya.

Kakanwil: Tunggakan Listrik Lapas Medan Rp 781 Juta

Posted: 16 Jul 2013 11:55 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Budi Sulaksana membantah pernyataan Manager Bidang Niaga PLN Wilayah Sumut Bambang Yusuf bahwa Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan menunggak Rp 1,144 miliar, sebab sebenarnya tinggal Rp 781 juta.

"Tidak benar nilainya miliaran rupiah, karena setelah diangsur sisanya hanya senilai Rp 781 juta lebih," tegas Budi Sulaksana di Lapas Medan, Selasa (16/7).

Budi mengakui, memang Lapas Kelas I Medan menunggak pembayaran rekening listrik, tetapi berusaha mengangsur ke PLN Wilayah Sumut. "Tak mungkin Lapas Medan tidak pernah mengangsur sedikit pun," ucap dia.

Budi mengatakan, Lapas Medan tetap berusaha menyelesaikan utang pembayaran listrik. Apalagi, jelasnya, Lapas Medan sebagai institusi hukum "pelat merah" (kepunyaan pemerintah) sama dengan PT PLN Wilayah Sumut yang juga badan usaha milik negara.

Budi menyebutkan, keterlambatan pembayaran rekening listrik Lapas Medan, bukan kesengajaan melainkan disebabkan dana yang diterima tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan.

Dana pembayaran rekening listrik Lapas Medan yang diterima dari pemerintah hanya Rp 16 juta per bulan. Namun, kenyataannya biaya yang harus dikeluarkan antara Rp 50 hingga Rp 60 juta per bulan.

"Jelas saja, setiap bulan pembayaran rekening listrik itu tidak mencukupi dan akhirnya menunggak mencapai ratusan juta rupiah. Tunggakan listrik tersebut selama satu tahun," ujar orang pertama di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut.

Sebelumnya, Manager Bidang Niaga PLN Wilayah Sumut Bambang Yusuf di Medan, Senin (15/7) mengatakan, LP Kelas I Tanjung Medan menunggak rekening listrik sebanyak Rp1,144 miliar.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan