Isnin, 21 Januari 2013

Republika Online

Republika Online


Awas, Sifat Seperti Ini Bikin Gampang Kena Serangan Jantung!

Posted: 21 Jan 2013 09:08 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Selain mematikan, penyakit jantung berbahaya karena penderitanya sering tidak menyadari gejalanya. Sekitar 40 persen orang yang meninggal karena penyakit jantung  tidak memiliki keluhan apa pun, kata ahli penyakit jantung dari Universitas Indonesia, dr Santoso Karo Karo, SpJP MPH.

Santoso mengingatkan, orang dengan kepribadian Tipe A lebih banyak terkena penyakit jantung dibanding orang dengan tipe kepribadian lainnya. Orang berkepribadian Tipe A ini adalah orang yang cenderung memiliki sifat kompetitif, tidak sabaran, agresif, dan murah marah

Berdasarkan penelitian Friedman dan Roseman, orang berkepribadian Tipe A sering terkena nyeri dada atau angine pectoris. Dan, Pola hidup dan kerja yang penuh stres karena manajemen waktu yang buruk, bukan tidak mungkin meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah yang sering dirasakan sebagai nyeri dada, katanya.

Stres, kata Santoso, dapat meningkatkan tekanan darah yang mengakibatkan cedera pada dinding arteri serta berandil pada pembentukan bekuan dalam pembuluh darah. Beberapa penelitian terakhir mendapati, pada orang stress ada peningkatan pesat kadar lemak darah yang mengganggu mekanisme pembersihan lemah tubuh.Stres diketahui meningkatkan produksi molekul inflamasi yang juga meningkatkan lipid breakdown, kata Santoso.

Santoso juga memberi peringatan kepada orang yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta yang sering dilanda kemacetan. Pasalnya, kemacetan parah mengakibatkan stres, membuat seseorang berisiko tiga kali lebih tinggi terkena serangan jantung. Sekitar 60 persen orang yang terkena serangan jantung punya stress, katanya.

Agar terhindar dari serangan jantung, Santoso mengajak masyarakat menerapkan hidup SEHAT  (lihat boks). Selain itu, memantau indeks massa tubuh, memantau kadar gula darah dan mengecek kadar kolesterol enam bulan sekali. Tekanan darah perlu dijaga tetap di bawah 140/90.

Untuk aktivitas fisik, Santoso menyarankan olahraga ringan berupa jalan kaki 30-45 menit, lima kali sepekan. Atau dapat dengan mengukur jumlah langkah tiap hari, yakni sekitar 3.500-7.500 langkah bagi orang tua --jika tidak ada keluhan-- dan 10.000 langkah bagi orang muda. Namun, jika ada keluhan, hentikan olahraga, karena itu ada yang salah (dengan kesehatannya), Paparnya.

Kenali Makanan Berbahaya, Begini Caranya

Posted: 21 Jan 2013 07:04 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk mewaspadai makanan berbahaya dalam kemasan sering kali lebih mudah dilakukan. Ini karena biasanya makanan kemasan sudah mencantumkan tanggal kedaluwarsa. Kendati begitu, itu tak berarti kita bisa melonggarkan kewaspadaan.

Namun, yang paling rumit ialah menghadapi makanan basah atau makanan yang tak memiliki kemasan. Biasanya, produk-produk itu berasal dari industri kecil. Tidak mudah menentukan apakah produk tersebut laik dikonsumsi ataukah tidak. Terlebih, sebagian produk mereka tak terdaftar di BPOM. Ada memang, produk industri kecil yang terdaftar resmi. Biasanya, bernomor dengan pendaftaran berawalan PIRT.

Namun, jangan cemas. Dr Anton Apriyantono, mantan menteri pertanian, memberikan tips. Ada ciri khas yang bisa digunakan sebagai acuan untuk mendeteksi apakah makanan tersebut menggunakan pewarna yang dilarang atau tidak. Cermati saja, warna makanannya.

Bila pewarna yang dipakai termasuk kate gori dilarang, akan mendapati warna yang mencolok. Misalnya, merah atau kuning mencolok dan seterusnya. Termasuk jenis pewarna yang dilarang dan masih banyak beredar di masyarakat ialah jenis Rhodamin B (warna merah) dan Methanil Yellow (warna kuning). "Kita harus lebih berhati-hati jika menemukan warna mencolok di makanan," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan