Sabtu, 4 Ogos 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Korban banjir korut 169 orang, 400 hilang

Posted: 04 Aug 2012 09:07 PM PDT

Pyongyang (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat banjir di Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) meningkat menjadi 169 orang, sementara 400 lainnya masih hilang, kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Sabtu.

Jumlah orang yang terluka dalam banjir yang disebabkan oleh hujan lebat dari akhir Juni sampai 31 Juli juga naik menjadi 144, dengan jumlah tunawisma melonjak menjadi 212.200, kata kantor berita resmi Korea Utara.

Selain itu, lebih dari 8.600 tempat tinggal sejauh ini telah hancur, 43.770 rumah terendam, sedikitnya 65.280 hektar lahan pertanian hancur, dan lebih dari 1.400 tempat pendidikan, kesehatan dan bangunan pabrik terendam.

Para pejabat di seluruh negeri sedang mengunjungi daerah-daerah yang dilanda banjir, diperlukan untuk mengambil langkah-langkah bantuan bencana, kata KCNA.

Hujan lebat dan banjir telah memperburuk kekurangan pangan yang sudah parah, yang disebabkan oleh kekeringan musim semi.

PBB Jumat mengatakan bantuan pangan segera diminta untuk mendukung bantuan yang tengah berlangsung dan upaya pemulihan di daerah-daerah yang terkena bencana di seluruh negeri.
(H-AK)

Bank Dunia siapkan hibah untuk reformasi Myanmar

Posted: 04 Aug 2012 09:04 PM PDT

Bank Dunia (ANTARA News/ist)

Kebutuhan bagi warga sangat besar, dan Bank Dunia bekerja sama dengan sejumlah mitra untuk mendukung reformasi pemerintah yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menyiapkan dana hibah hingga sebesar 85 juta dolar AS untuk mendukung reformasi Myanmar guna memberikan manfaat bagi masyarakat di negara tersebut melalui pembangunan pembangunan berbasis komunitas.

"Kami berkomitmen menghapus kemiskinan dan membuka kantor baru di Myanmar yang akan membuat kami dapat menjangkau kalangan orang-orang yang termiskin," kata Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut Jim Yong Kim, kalangan orang-orang tersebut telah terpisahkan dengan keadaan ekonomi global dalam jangka waktu yang lama sehingga sangat penting bagi mereka untuk menerima manfaat yang nyata dari berbagai reformasi yang sedang dijalankan oleh pemerintahan Myanmar.

Dana hibah tersebut juga dimaksudkan untuk menggelar program pembangunan berbasis komunitas yang dapat membuat masyarakat Myanmar itu sendiri untuk menentukan apakah mereka ingin berinvestasi di sekolah, jalan raya, prasarana air bersih, atau beragam proyek lainnya.

Sedangkan Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Pamela Cox mengatakan bahwa warga Myanmar termasuk salah satu warga termiskin di kawasan tersebut.

"Kebutuhan bagi warga sangat besar, dan Bank Dunia bekerja sama dengan sejumlah mitra untuk mendukung reformasi pemerintah yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat," kata Pamela Cox.

Dengan demikian, menurut dia, maka hal tersebut juga akan menjadi landasan yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menciptakan kesempatan bagi banyak warga di negara tersebut.

Lembaga keuangan multilateral itu juga memperluas asistensi teknis dan menyediakan keahlian global untuk membantu pemerintahan Myanmar dalam meberikan jasa layanan kepada rakyatnya.

Saat ini, Bank Dunia juga tengah mengadakan riset ekonomi di Myanmar untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dalam hal kemiskinan guna membantu memperluas dan memodernisasikan sistem finansial dan meningkatkan iklim bisnis.

"Tindakan di area-area ini akan membantu pemerintahan menarik investasi luar negeri yang bertanggung jawab, memperluas perdagangan, mengelola sumber daya alamnya secara lebih baik dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan kesempatan bagi masyarakat," katanya.
(M040)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan