Selasa, 7 Februari 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Amerika akan tarik 4.700 marinir dari Jepang

Posted: 07 Feb 2012 09:10 PM PST

Ilustrasi keberadaan pangkalan militer marinir di Jepang (FOTO ANTARA/REUTERS/Issei Kato/ox/11.)

Yang kami sedang pertimbangkan untuk dilakukan adalah memindahkan pasukan ke Guam dan instalasi pengganti Futenma.

Berita Terkait

Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat siap memindahkan 4.700 marinir dari pulau Okinawa, Jepang, ke Guam kendatipun tanpa ada kemajuan menyangkut rencana untuk merelokasi satu pangkalan AS di Jepang, kata para pejabat, Selasa.

Keputusan itu diperkirakan akan diumumkan di Tokyo dan Washington dalam beberapa hari ke depan setelah perundingan-perundingan di Washington antara wakil-wakil senior dari masing-masing pemerintah, demikian kata dua pejabat AS kepada AFP, Senin waktu setempat.

Pada tahun 2006, AS dan Jepang sepakat untuk memindahkan sekitar 8.000 marinir dari Okinawa ke wilayah Guam milik AS dan relokasi Pangkalan Udara Korps Marinir Futenma di Okinawa.

Pemindahan pasukan AS itu selalu dikaitkan dengan relokasi pangkalan udara marinir itu, tetapi rencana tersebut macet karena Tokyo menghadapi penentangan kuat dari penduduk Okinawa menyangkut rencana itu.

Dalam satu perubahan kebijakan, Washington kini bersedia menarik lebih dari separuh pasukan itu ke Guam sementara menunggu kemajuan mengenai relokasi pangkalan itu, kata para pejabat.

"Yang kami sedang pertimbangkan untuk dilakukan adalah memindahkan pasukan ke Guam dan instalasi pengganti Futenma," kata seorang pejabat pertahanan.

Pemindahan pasukan ke Guam adalah pertama kali dilaporkan di media Jepang. Tetapi para pejabat pertahanan AS dsn para perwira militer tidak dapat mengonfirmasikan laporan-laporan di Jepang dengan mengatakan 3.300 Marinir yang masih tersisa di Jepang akan dikerahkan ke negara-negara Asia lainnya.

Seorang juru bicara Pentagon, Komandan Leslie Hullryde, menolak mengonfirmasikan apakah satu pengumuman mengenai pemindahan pasukan akan segera dibuat tetapi mengatakan AS dan Jepang "terus mengusahakan cara-cara yang lebih efisien dan efektif untuk mencapai tujuan-tujuan "Penataan kembali Peta Jalan."

Ia mengatakan pemerintah AS "tetap berikrar akan meningkatkan aliansi AS-Jepang dan memperkuat kemampuan-kemampuan operasional sementara mengurangi dampak dari pangkalan-pangkalan AS pada penduduk Okinawa."

Banyak penduduk Okinawa selama puluhan tahun marah karena memikul beban lebih dari separuh dari 50.000 tentara AS di Jepang ditampung di pulau itu, mereka pun menentang rencana yang akan merelokasi pangkalan AS ke bagian lain pulau itu.

Menurut media Jepang, rencana pemindahan marinir itu ke Guam mungkin merupakan kompromi sikap Tokyo karena para pejabat pemerintah Jepang menggunakan itu sebagai upaya untuk meyakinkan penduduk Okinawa agar menyetujui relokasi pangkalan.

(H-RN/A/C003)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Sri Mulyani sampaikan kuliah umum di London

Posted: 07 Feb 2012 07:31 PM PST

Sri Mulyani Indrawati

Berita Terkait

London (ANTARA News) - Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kuliah umum dihadapan sekitar 400 mahasiswa dari berbagai bangsa di London School of Economy (LSE) London, Selasa malam.

Sri Mulyani membahas topik Crises and Revolutions: The Reshaping of International Development yang dipandu Profesor Robert Wade dari LSE.

Dalam kuliah itu Sri Mulyani menceritakan mengenai berbagai kejadian yang dialami di Eropa dan juga di Negara Arab yang disebut dengan Arab Spring dengan adanya peristiwa seorang pemuda yang melakukan aksi bakar diri yang berakibat terjadinya revolusi di mana-mana.

Adanya sapuan revolusi dan pemberontakan di seluruh dunia Arab yang disebutnya dengan Arab Spring yang membentuk kembali substansi dan praktek pembangunan internasional.

Sri Mulyani menyampaikan seluruh rangkaian peristiwa krisis dan revolusi yang terjadi di berbagai belahan dunia ini dan kemudian mengkaitkannya dengan kebutuhan untuk bagaimana menyeimbangkan pembangunan di dunia ini dengan sangat baik.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris T.M Hamzah Thayeb dan mahasiswa Indonesia diantaranya M. Hadianto Wirajuda, staf Kementerian Luar Negeri yang juga Kandidat Doktor Bidang Hubungan Internasional di London School Economy mengikuti kuliah yang berlangsung selama satu setengah jam itu.

Menurut Hadianto, Sri Mulyani secara gamblang memberikan penjelasan bagaimana institusi World Bank merespon terhadap tuntutan good governance and transparency.

Ia menilai kehadiran Sri Mulyani di kampus bergengsi yang melahirkan banyak ekonom dunia ini merupakan sebuah awal yang bagus.

"Saya berharap ini akan menjadi gate opener bagi para tokoh Indonesia lainnya untuk datang dan berbagi cerita di LSE, ujar Ian demikian M. Hadianto Wirajuda biasa disapa rekan rekannya. (ZG)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan