Selasa, 10 Januari 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Bentrok warga Malra akibatkan 28 orang terluka

Posted: 10 Jan 2012 07:42 PM PST

Ambon (ANTARA News) - Bentrokan antar warga Desa Dian Darat dengan Letfuan, kecamatan Kei Kecil di Kabupaten Maluku Tenggara mengakibatkan sedikitnya 28 warga mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan medis di dua Rumah Sakit.

"Kami belum mendapat laporan resmi dari Kapolres Maluku Tenggara namun ada informasi awal 28 warga dari dua desa bertetangga ini menderita luka-luka akibat bacokan dan panah," kata Kabnid Humas Polda Maluku, AKBP J. Huwae kepada ANTARA di Ambon, Rabu.

Bentrokan ini terjadi sejak pukul 05.00 WIT dan berhasil diredakan aparat Brimob sekitar pukul 09.00 WIT namun tidak ada korban tewas dalam insiden tersebut.

Sedikitnya 18 warga Desa Dian Darat mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSUD Karel Sasuitubun Malra sementara 10 korban asal Desa Letfuan dilarikan ke RSU Hati Kudus Langgur.

Selain menggunakan senjata tajam berupa parang dan panah, warga yang bertikai ini juga menggunakan bahan peledak berupa bom rakitan.

Menurut Huwae, modus operandi dari bentrokan dua warga desa bertetangga ini belum diketahui pasti namun ada indikasi kuat dipicu persoalan lama yakni masalah kepemilikan tanah di kawasan perbatasan.

Apalagi Bupati Maluku Tenggara, Andreas Rentanubun sejak tahun lalu membuat program pembangunan pabrik pengolahan rumput laut yang awalnya berlokasi di perbatasan Dian Darat-Letfuan namun akhirnya dipindahkan Bupati ke Letfuan.

"Yang jelas kondisi keamanan saat ini sudah terkendali dan aparat Brimob telah melakukan pengamanan di tempat kejadian perkara, termasuk melakukan pengamanan ekstra ketat di kedua rumah sakit yang menampung para korban bentrokan," katanya.
(ANT)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Puluhan hektare buah cabai petani busuk

Posted: 10 Jan 2012 07:38 PM PST

Sumiati (47) memanen cabe yang masih tersisa dari tanaman cabenya yang membusuk dan rontok di Desa Bokor, Malang, Jawa Timur. (FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Berita Terkait

Video

Kediri (ANTARA News) - Sedikitnya 78 hektare lahan pertanian milik petani di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, rusak, buahnya membusuk akibat curah hujan tinggi dan serangan hama penyakit.

"Banyak buah yang jatuh sebelum masak, jadi kami tidak bisa panen. Selain itu, tanaman banyak yang layu, karena banjir terus," kata Ketua Paguyuban Petani Mardi Waluyo di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Sukarni di Kediri, Rabu.

Ia mengatakan, kondisi itu terlihat merata di seluruh lahan milik petani. Mereka terpaksa tidak dapat panen dan menikmati keuntungan dengan maksimal. Padahal, harusnya pada bulan Januari ini sudah memasuki masa panen perdana tanaman cabai.

Ia juga menyebut, produksi cabai petani turun drastis dengan kondisi tersebut. Harusnya, dari 1 hektare tanaman cabai bisa memproduksi hingga 8 ton. Saat ini, harga cabai juga cenderung turun, dari sebelumnya mampu berkisar Rp15.000 per kilogram turun menjadi Rp7.500 per kilogram.

Ia mengatakan, risiko menanam cabai, terutama saat memasuki musim hujan memang tinggi. Potensi serangan penyakit lebih besar daripada saat musim kemarau, tanah juga lembab, hingga memunculkan jamur-jamur yang menyerang tanaman," katanya.

Dengan kondisi itu, kata dia, secara otomatis pengeluaran untuk perawatan tanaman juga bertambah, seperti untuk pembelian obat-obatan. Selain itu, untuk keperluan lain, seperti tenaga untuk perawatan tentunya juga akan bertambah.
(ANT)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan