Sabtu, 19 November 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Aparat diminta redam gerakan pencetus negara Buton

Posted: 19 Nov 2011 07:00 AM PST

Kendari (ANTARA News) - Aparat keamanan di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), diminta untuk meredam gerakan segelintir aktivis pencetus berdirinya negara Republik Buton Selatan.

Permintaan tersebut disampaikan Penjabat Bupati Buton Nasruan di Kendari, Sabtu menanggapi pemberitaan media lokal soal gerakan pembentukan Negara Buton Selatan.

"Sebelum gerakan itu meluas dan membesar, aparat sudah harus meredamnya sehingga kelak tidak memunculkan masalah yang lebih krusial," katanya.

Nasruan mengaku sudah mendapat laporan dari aparat kepolisian, bahwa pencetus gerakan tersebut telah memproklamirkan dirinya sebagai Presiden Negara Republik Buton Selatan.

Sebagai presiden kata dia, pencetus gerakan tersebut sudah mengangkat sejumlah menteri sebagai pembantu-pembantunya yang tersebar di beberapa daerah di Sultra bahkan ada menterinya berdomisili di luar Sultra.

"Menurut laporan yang saya terima, pembantu pencetus gerakan itu ada Gorontalo dan Manado. Dalam beraktivitas mereka menggunakan plat motor nomor polisi RI 01 untuk presiden, sedangkan pembantu-pembantunya menggunakan plat nomor polisi RI 02 hingga RI 20," katanya.

Ia mengakui anggota gerakan tersebut saat ini masih dalam skala kecil, namun jika terus biarkan beraktivitas, bukan tidak mungkin akan berkembang menjadi besar dan pada gilirannya bisa menjadi ancaman terjadinya disintegrasi bangsa.

Oleh karena itu kata dia, sebelum gerakan itu berkembang luas, aparat petugas sudah harus menghentikannya, sehingga ancaman yang menakutkan tersebut tidak terjadi.

"Bagi kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia itu harga mati. Makanya, sekecil apa pun suatu gerakan yang dapat mengancam keutuhan NKRI, harus dibasmi di bumi Indonesia ini," katanya.

Menurut dia, di kalangan Muspida Kabupaten Buton sendiri masih menanggapi aktivitas gerakan tersebut berbeda-beda.

"Ada di antara anggota Muspida yang menganggap gerakan tersebut belum merupakan makar karena dalam aktivitasnya tidak melibatkan massa. Tapi ada juga yang menilai gerakan tersebut sudah tindakan makar, karena sudah berani menggunakan atribut plat motor RI 01 hingga RI 20," katanya.

Terlepas makar atau bukan, kata dia, gerakan tersebut sudah harus disetop karena hal itu bukan hanya mengancam keutuhan NKRI tapi juga berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan stabilitas nasional.(ANT-227/N005)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Teror bom guncang Ambon

Posted: 19 Nov 2011 06:58 AM PST

Ilustrasi Bom (Istimewa)

Berita Terkait

Video

Ambon (ANTARA News) - Teror bom yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) kembali mengguncang kawasan kota Ambon, Sabtu pukul 21.45 WIT, namun ledakan besar di Jalan Philip Latumahina itu tidak menimbulkan korban jiwa.

"Polisi sedang melakukan penyelidikan intensif terhadap tersangka yang sengaja melakukan teror dengan meledakkan bom rakitan di Jalan Philip Latumahina," kata Kapolek Sirimau, AKP Christian di lokasi kejadian.

Modus operandi dari tindakan peledakan bom ini belum diketahui secara pasti, namun aparat kepolisian menduga ada oknum-oknum tertentu yang sengaja ingin memperkeruh suasana masyarakat di Kota Ambon.

Suara ledakan bom rakitan ini terdengar cukup jauh, meski TKP ada di pusat kota, namun masyarakat yang berada dalam radius 3-4 kilometer mampu mendengar bunyi ledakan tersebut.

Menurut Kapolsek, walaupun tindakan tidak terpuji dari OTK ini ingin memancing keributan, namun warga tidak terpengaruh dan tetap melakukan aktivitas seperti bersilaturahim ke rumah-rumah kerabat dan teman yang sedang merayakan selamatan setelah wisuda sarjana di Universitas Pattimura Ambon.

Satuan Gegana Polda Maluku yang dilengkapi peralatan dan mobil penjinak bom juga terlihat di TKP melakukan pemeriksaan secara teliti,

termasuk mengumpulkan serpihan-serpihan bom untuk diselidiki.

"Kami juga masih menyelidiki apakah bahan peledak ini sengaja diletakkan ataukah dilemparkan oleh pengendara kendaraan bermotor seperti modus yang dilakukan bulan lalu pada beberapa titik di Kota Ambon, polisi masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi di sekitar lokasi ledakan" katanya.

Wartawan ANTARA melaporkan sejumlah warga sempat berkerumun di kawasan simpang empat tugu trikora pascaledakan tersebut, namun mereka akhirnya dibubarkan aparat TNI dan Polri yang mendirikan pos pengamanan di kawasan itu.

(T.D008/E011)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan