Selasa, 10 Mei 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Tewas Terseret Banjir, Gagal Ikut UN

Posted: 10 May 2011 07:13 AM PDT

BORONG, KOMPAS.com — Elfrida Sode (13), siswa kelas VI SDK Tilir 1, dan adiknya tewas terseret banjir, Sabtu (7/5/2011) di Kali Waekeba, Desa Benteng Riwu, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Elfrida pun akhirnya tidak mengikuti ujian nasional (UN) yang digelar hari Selasa (10/5/2011) ini. Elfrida tenggelam terbawa banjir di Kali Waekeba ketika hendak pulang dari kebun ke rumah mereka.

Peristiwa ini diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kecamatan Borong Sebastianus Samin, Selasa. Ia mendapat laporan dari guru SDK Tilir 1, Paulinus Jehaman, ketika mengambil bahan UN, Senin kemarin.

Samin menjelaskan, Elfrida yang terdaftar sebagai peserta UN di urutan ketiga dari SDK Tilir 1 dilaporkan tidak mengikuti UN karena dia sudah meninggal dunia. "Saya sudah menerima laporan tentang musibah itu bahwa adiknya yang kelas IV SD, yang saya tidak tahu identitasnya, juga menjadi korban banjir di Kali Waekeba, Kampung Tilir, Desa Benteng Riwu," ujarnya.

Menurut dia,  Elfrida dan adiknya pada Sabtu pagi ke kebun dengan melewati kali Waekeba. Pada siang hari terjadi hujan lebat di sekitar wilayah itu. Ketika hendak pulang ke rumah, melewati Kali Waekeba, tiba-tiba Kali Waekeba banjir saat mereka tengah menyeberang. Akhirnya mereka tenggelam terseret banjir.

Keduanya baru ditemukan pada pukul 16.00 Wita. Mereka ditemukan warga yang sedang mencari di Kali Waekeba sepanjang 6 atau 7 kilometer. Samin menuturkan, sebelumnya, orangtua dan kakak korban sudah menegur mereka agar tidak pergi ke kebun. Namun, keduanya keras kepala dan tetap pergi ke kebun. "Saya sangat sedih dan menyesal terhadap peristiwa itu, di mana salah satu peserta UN tidak bisa ikut akibat terseret banjir," jelasnya.

Data peserta UN untuk wilayah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kecamatan Borong sebanyak 1.562 orang dari 53 SD. "Memang sebelumnya ada laporan bahwa ada anak SD yang sudah drop out sehingga ada yang tidak bisa ikut UN. Tapi, kejelasannya, masih menunggu laporan dari tiap sekolah," katanya.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur Ferdinandus Jerau menjelaskan, data peserta UN tingkat Kabupaten Manggarai Timur 2011 sebanyak 6.212 orang dari 258 SD. Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur menargetkan kelulusan untuk tingkat SD sebesar 80 persen.

"Memang ada yang tidak ikut UN. Tapi, kami belum menerima secara resmi dari tiap sekolah. Pelaksanaan UN pada hari pertama ini berjalan dengan lancar dan soal-soal sudah didistribusikan sebelumnya," katanya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Kokpit Merpati M-60 Akhirnya Ditemukan

Posted: 10 May 2011 06:23 AM PDT

Kecelakaan Udara

Kokpit Merpati M-60 Akhirnya Ditemukan

Timbuktu Harthana | Glori K. Wadrianto | Selasa, 10 Mei 2011 | 13:23 WIB

KAIMANA, KOMPAS.com — Tim gabungan penyelam berhasil menemukan lokasi kokpit pesawat Merpati M-60 yang jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat, Sabtu lalu, pada pukul 14.00 WIT, Selasa (10/5/2011).

Lokasi temuan bagian moncong pesawat itu berada sekitar 100-200 meter dari titik pencarian selama tiga hari sebelumnya. Sebelum ditemukan, tim Basarnas melakukan penyisiran menggunakan metal detector (pendeteksi logam).

Setelah menentukan beberapa lokasi baru, mereka menandai logam yang terdeteksi di dalam laut dengan bola-bola pelampung. Ada sekitar empat lokasi baru yang ditandai. Untuk memastikan lokasi dan posisi kokpit, penyelam memotretnya dengan kamera dalam air. "Posisinya terbalik. Roda di atas," ujar salah seorang penyelam.

Sementara ini, penyelam kesulitan untuk masuk ke dalam kokpit karena patahan badan pesawat yang runcing. Jerry, salah satu penyelam, mengatakan bahwa penyelam mengalami kesulitan karena tak ada celah untuk masuk akibat tertutup pipa-pipa dan badan pesawat lainnya. Karena laut keruh dan bagian itu tertimbun pipa, sulit dipastikan apakah ada jenazah di dalam kokpit.

Tim gabungan penyelam terdiri dari 21 orang dari Basarnas, Polisi Air, PMI, TNI AL, dan Conservation International Indonesia (CI Indonesia). Mereka menyelam secara berpasangan dengan bekal senter. Meski cuaca cerah, arus yang deras dan keruh oleh lumpur menyulitkan para penyelam untuk menyisir dan memastikan kondisi kokpit.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan