Ahad, 15 Mei 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Strauss-Kahn Terjerembap

Posted: 16 May 2011 02:13 AM PDT

DOMINIQUE Strauss-Kahn adalah salah seorang yang paling populer dalam dunia finansial. Jabatannya sebagai Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional membuatnya menjadi orang yang paling dicari ketika keuangan sebuah negara diambang kehancuran.

Strauss-Kahn (62) mengepalai organisasi multilateral yang memantau perkembangan ekonomi makro di dunia ini. Jika sudah tercium kondisi satu negara terlihat tidak baik, Strauss-Kahn bersama timnya akan mengadakan evaluasi dan memberikan saran, menempatkan ahli keuangan, bahkan mengucurkan dana talangan. Strauss-Kahn duduk dipucuk pimpinan tertinggi IMF sejak November 2007.

Strauss-Kahn juga telah mengubah wajah IMF yang garang dan kuno sejak menduduki kursi pimpinan. Lelaki berambut perak ini juga berkomitmen membantu negara Eropa yang terbenam utang. Sikap ini tidak biasa diambil IMF di masa lalu.

Di bawah kepemimpinan Strauss-Kahn, porsi keterwakilan negara berkembang menjadi lebih besar. Dia juga berkampanye agar ada regulasi finansial lebih ketat lagi, menciptakan saluran kredit untuk membantu negara-negara sebelum terjerat dalam masalah, dan menjalin kerja sama dengan Uni Eropa untuk memberi talangan kepada negara bermasalah di zona euro.

IMF tampaknya akan kerepotan terkait dengan kasus yang dihadapi Strauss-Kahn. Hukum di AS menyebutkan, kemungkinan menjatuhkan hukuman hingga 12 tahun jika dia terbukti bersalah.

Seolah menambah keruwetan dalam kepemimpinan IMF, wakil Strauss-Kahn, John Lipsky dari AS, mengumumkan bahwa dia akan mundur segera setelah masa jabatannya berakhir Agustus mendatang. Tampaknya lembaga global ini berpotensi kehilangan kepemimpinan dalam beberapa waktu.

Di negaranya, Perancis, Strauss-Kahn juga bukan orang sembarangan. Dia adalah Menteri Ekonomi, Finansial, dan Industri Perancis antara Juni 1997 hingga November 1999.

Dia juga merupakan bakal calon terkuat dari Partai Sosialis untuk melawan Presiden Nikolas Sarkozy dalam pemilu 2012. Sebenarnya, Strauss-Kahn pernah meminta dukungan dari Partai Sosialis pada pemilu 2007. Namun, dia muncul nomor dua setelah Segolene Royal. Royal merupakan perempuan Perancis pertama yang sangat dekat dengan kursi kepresidenan. Royal dikalahkan oleh Sarkozy dalam putaran terahir.

Berbagai spekulasi juga muncul di pers Perancis atas kejadian yang menimpa Strauss-Kahn. Salah satu media online melontarkan pertanyaan apakah kejadian yang menimpa Strauss-Kahn bisa jadi merupakan kampanye hitam dari Presiden Nicolas Sarkozy yang semakin tidak populer. Kepopuleran Sarkozy semakin menurun, sedangkan prestasi dan popularitas Strauss-Kahn semakin menjulang.

Kasus ini benar-benar membuat kacau pencalonan presiden Perancis tahun depan. Jika Partai Sosialis tidak juga dapat menemukan calon kuat untuk menantang Sarkozy, peluang Sarkozy terpilih lagi tahun depan menjadi semakin terbuka lebar.

Strauss-Kahn juga menuai pujian ketika membantu Perancis mempersiapkan penggunaan mata uang euro dengan memangkas defisit dan membujuk Perdana Menteri Lionel Jospin menandatangani pakta kehati-hatian fiskal Uni Eropa.

Ayah empat anak ini juga sempat menjadi Menteri Industri pada masa pemerintahan President François Mitterrand. Profesor ekonomi ini merupakan arsitek pengurangan utang Perancis melalui privatisasi besar-besaran, termasuk penjualan saham France Telecom SA dan maskapai Air France.

Juru bicara pemerintah Perancis, François Baroin, mengatakan, pemerintah menghormati dua prinsip, proses hukum menurut hukum AS dan asas praduga tidak bersalah.

Kasus serupa

Strauss-Kahn yang fasih berhasa Jerman dan Inggris ini pernah juga tersandung kasus pelecehan seksual anak buahnya, seorang ekonom IMF dari Hongaria. Oktober 2008, Strauss-Kahn mengeluarkan permohonan maaf kepada staf IMF setelah dituduh memiliki hubungan seksual dengan salah seorang anak buahnya. "Kejadian ini murni kesalahan saya, tetapi saya yakin bahwa saya tidak menyalahgunakan posisi saya," ujarnya kepada staf IMF.

Hubungan itu dapat diselesaikan Dewan IMF. Anak buahnya itu dikeluarkan dari IMF dan mendapatkan pekerjaan di European Bank for Reconstruction and Development.

Kejadian itu membuat Strauss-Kahn bercerai dengan istri ketiganya, Anne Sinclair, pembawa acara televisi terkenal di Perancis kelahiran New York.

Karier Strauss-Kahn tampaknya cemerlang hingga polisi New York menahannya karena kasus yang memalukan ini. (AP/AFP/Reuters/Joe)

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

AS Tangkap Imam Masjid

Posted: 16 May 2011 01:57 AM PDT

MIAMI, KOMPAS.com - Otoritas Miami, Florida, Amerika Serikat, Sabtu (14/5), menangkap seorang imam masjid di negara bagian itu berikut dua orang putranya. Mereka bertiga sama-sama dituduh terlibat mendanai dan mendukung kelompok Taliban di Pakistan.

Ketiga warga AS kelahiran Pakistan itu adalah bagian dari enam orang yang juga dituduh "mendukung aksi pembunuhan, penculikan, dan kejahatan lain di Pakistan, serta di tempat lain" yang dilakukan kelompok Taliban di Pakistan. Pemerintah AS menyebut kelompok itu sebagai organisasi teroris.

Tuduhan dilontarkan jaksa distrik selatan Florida, Wilfredo Ferrer, dan Biro Investigasi Federal AS (FBI). Mereka menyebutkan, keenam orang yang ditangkap itu selama ini membangun jaringan pendanaan untuk kelompok Taliban dengan secara rutin mengirim sejumlah uang dari AS.

Uang tersebut diterima dan dipakai untuk mendanai aksi-aksi teror, baik oleh para pendukung maupun pejuang Taliban, termasuk untuk membeli persenjataan.

Jika benar terbukti bersalah, menurut hukum di AS, keenam orang tersebut terancam hukuman penjara maksimal hingga 15 tahun untuk setiap tuduhan yang dikenakan terhadap mereka.

Tuduhan dan penangkapan kali ini muncul bersamaan dengan semakin tegangnya hubungan antara Pemerintah AS dan Pakistan pasca-penyerbuan dan penembakan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang tewas dalam kejadian di rumah persembunyiannya di Kota Abbottabad, Pakistan, beberapa waktu lalu.

Sabtu kemarin Parlemen Pakistan mengecam AS terkait penyerbuan itu. Saat kejadian pihak AS memang sama sekali tidak menghubungi apalagi berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas Pakistan. Pihak parlemen Pakistan juga mendesak diadakannya peninjauan kembali atas hubungan antarkedua negara.

Lebih lanjut, para pelaku dituduh telah mentransfer uang sebesar 50.000 dollar AS dari bank di AS yang kemudian diterima di bank di Pakistan. Akan tetapi, Ferrer mengaku curiga besaran dana yang selama ini berhasil mereka kirim jumlahnya jauh lebih besar lagi.

Kepada wartawan dia mengaku melihat kejadian itu seperti puncak gunung es.

Secara rinci, ketiga orang anak beranak yang ditangkap Sabtu kemarin adalah Hafiz Muhammed Sher Ali Khan (76) dan putranya, Izhar Khan (24) dan Irfan Khan (37). Izhar ditangkap setelah memimpin ibadah di Masjid Al-Mu'mineen di Margate, Florida, sementara Irfan ditangkap di sebuah hotel di negara bagian sama.

Seperti halnya Izhar, Haviz ditangkap seusai memimpin ibadah di Masjid Flagler, Miami, Florida. Haviz Muhammed Sher Ali Khan diketahui menjabat sebagai imam masjid di sana. Lokasi masjid tidak terlalu jauh dari Bandar Udara Miami.

Sementara itu, ketiga orang tertuduh lainnya diketahui berada di Pakistan dan masih dalam pencarian. Mereka adalah Ali Rehman, Alam Zeb, dan Amina Khan. Amina dan Alam adalah putri dan cucu Haviz.

Hingga saat ini pejabat Pakistan mengaku belum menerima permintaan apa pun dari otoritas AS untuk membantu mereka mengejar dan menangkap ketiga orang itu.

"Kami belum menerima permintaan apa pun, juga tidak ada informasi konkret apa pun. Yang kami tahu hanya yang kami baca di koran-koran. Kami akan mencoba menghubungi kontak kami di sana agar mereka mengecek ke otoritas Florida," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Tehmina Janjua.

Orang-orang pendiam

Sementara itu, menurut sejumlah tetangga, Haviz dan anak-anaknya adalah orang-orang baik meski sangat pendiam. Mereka mengaku sangat terkejut dengan penangkapan itu.

Haviz tinggal di sebuah lingkungan yang mayoritas berkebangsaan hispanik.

Sementara itu, Harian The Miami Herald mengutip pernyataan putra Haviz lainnya, Ikram Khan, yang sehari-hari berprofesi sebangai sopir taksi. Ikram mengaku ragu ayah dan para saudaranya terlibat dalam kegiatan kelompok teroris di Pakistan.

"Ayah sudah terlalu tua untuk ikut mendukung gerakan militan seperti yang dituduhkan kepadanya. Tidak satu pun anggota keluarga saya mendukung gerakan Taliban," ujar Ikram.

Namun, pihak AS berdalih aksi penangkapan ini didasari hasil investigasi panjang selama tiga tahun atas sejumlah transaksi keuangan mencurigakan. Mereka juga menyadap percakapan dan menelusuri aliran uang dari bank di AS ke bank di Pakistan. (REUTERS/BBC/DWA)

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan