Ahad, 15 Mei 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Densus 88 Temukan 15 Barang Bukti di Rumah Sigit

Posted: 15 May 2011 06:50 AM PDT

Densus 88. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Berita Terkait

Solo (ANTARA News) - Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) dalam penggeledah di rumah terduga teroris Sigit Qordawi (35) di Kampung Brondongan RT 2 RW 4 Serengan, Solo, Jawa Tengah, pada Minggu, menemukan 15 barang bukti.

Polisi menemukan sekitar 15 barang di rumah Sigit Qordawi dan kemudian dibawa untuk diamankan, kata ketua RW 4 Kampung Brondongan, Sukarno, yang dijadikan saksi dalam penggeledahan di Solo, Minggu.

Menurut dia, sebanyak 15 barang yang diamankan oleh polisi itu, diantaranya uang tunai Rp53,2 juta, kaset pita, cakram digital (CD) porno, serbuk arang, pupuk urea, buku-buku bacaan Islam, senjata laras panjang, rompi, kaus warna hitam, dan balok kayu sekira panjang semeter.

"Seingat saya, polisi menemukan barang itu, tetapi barang itu jumlahnya 15 buah," katanya.

Menurut dia, aparat kepolisian saat hendak masuk ke rumah Sigit Qordawi, yang memiliki nama asli Sigit Hernawan Wijayanto, dengan mendobrak pintu karena kondisi rumah kosong dan terkunci.

Setelah polisi menemukan sejumlah barang-barang di rumah Sigit itu, dirinya bersama Ketua RT 2 Brondongan, Aris Nugroho, dipanggil untuk menyaksikan barang-barang yang ditemukan itu.

Barang-barang tersebut kemudian dimasukan ke dalam mobil laboratoriun forensik Kepolisian Resort Kora (Polresta) Surakarta, dan dibawa pergi untuk diamankan.

Rumah Sigit sebelumnya ditempati kedua orang tuanya, yakni Wiharto danm Endang. Tetapi, sejak Sigit ditembak hingga tewas oleh anggota Densus 88, kini kediamannya kosong ditinggal penghuninya.

"Rumah Sigit kini telah dijaga dua polisi hingga waktu belum ditentukan," katanya.

Menurut Joko, tetangga Sigit, di dalam rumah sigit banyak barang-barang untuk orang nikah, karena orang tuanya tempat menyewakan pakain temanten.

Yuni warga, setempat menjelaskan, Sigit ini orang dikenal keras, jika ada tetangganya main catur saja diintip. Dia juga dikenal jagoan karena pernah berani menghadapi keroyokan warga kampung lain.

Sementara itu, anggota Densus 88 berhasil menembak dua orang terduga teroris di simpang tiga Jalan Palagan Tentara Pelajar Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (14/5) dini hari.

Dalam baku tembak itu anggora Densus 88 Polri berhasil melumpuhkan dua orang terduga teroris yakni Sigit Qordawi atau Sigit Hermawan Wijayanto warga Kampung Brondongan RT 2 RW 4 Serengan, Solo, dan Endro Yunanto yang menempati rumah kontakan di Gang Anggrek I Ngrongah RT 2 RW 10 Sanggrahan Grogol Sukoharjo. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Api Dharma Waisak Tiba di Candi Mendut

Posted: 15 May 2011 06:50 AM PDT

Magelang  (ANTARA News) - Api Dharma Waisak 2011 yang diambil para biksu dan umat Buddha di sumber api alami Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tiba di Candi Mendut, Magelang, Minggu, pukul 16.02 WIB.

Hujan cukup deras disertai suara guntur mengiring kedatangan api dharma, salah satu sarana puja bakti Waisak umat Buddha, di candi yang terletak sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur.

Api dengan obor cukup besar diangkut menggunakan mobil bak terbuka berhias antara lain rangkaian bunga warna-warni, bendera Merah Putih, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Dewan Sangha Walubi, dan lambang negara Garuda Pancasila.

Petugas kepolisian mengawal perjalanan api dharma itu dari Mrapen, Grobogan menuju Candi Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Pelataran barat Candi Mendut berhiaskan altar cukup besar dengan patung Sang Buddha Gautama berwarna kuning keemasan, rangkaian bunga dan buah, serta hampatan karpet warna kuning keemasan di bawah tenda.

Secara simbolis di pelataran candi itu, Bante Pabakaro dan Saptawirya menyerahkan obor api dharma kepada Bante Dutavira Mahastavira serta Wong Sin Labiko Mahathera, masing-masing berasal dari Sangha Mahayana dan Theravada.

Api dharma kemudian dibawa Bante Dutavira dan Wong Sin menuju altar untuk diletakkan di tempat itu.

Sejumlah umat juga membawa api di obor dari bambu dan beberapa pelita mengiring prosesi pengusungan api di altar setempat.

Mereka yang terdiri atas puluhan biksu Theravada, Mahayana, dan Tantrayana dan puluhan lainnya umat Buddha kemudian berdoa dan melantunkan parita suci di depan altar tersebut.

Api dharma lalu disemayamkan di dalam Candi Mendut didahului dengan satu kali pradaksina oleh perwakilan biksu di lorong candi itu.

Pradaksina adalah berjalan searah jarum jam mengelilingi candi.

Pada Jumat (14/5) sore para biksu dan umat Buddha prosesi persemayaman air suci Waisak di Candi Mendut. Air itu diambil dari sumber air Umbul Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Air dan api itu rencananya dikirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur oleh para biksu dan umat Buddha, sebagai sarana meditasi dan puja bakti bertepatan dengan detik-detik Waisak 2011 yang jatuh pada Selasa (17/5) pukul 18.08 WIB.

Bante Dutavira yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Walubi itu menjelaskan, api dharma sebagai simbol kekuatan spiritual yang harus terus menyala di nurani umat.

"Menjadi lambang penerangan hati nurani umat dalam menjalani kehidupan. Api menerangi kegelapan sehingga umat dengan hati nuraninya diharapkan bisa menjadi harapan hidup bersama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik," katanya.

Prosesi persemayaman api dharma Waisak di Candi Mendut selesai pukul 17.15 WIB.
(M029*H018/A030)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan