Sabtu, 2 April 2011

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Lewat "Batas", Marcella Zallianty Mengajak untuk Berempati

Posted: 02 Apr 2011 03:36 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah observasinya ke pedalaman Kalimantan Barat, artis peran sekaligus produser Marcella Zalianty mengaku tertarik untuk melayarlebarkan film dokumenter Cerita dari Tapal Batas.

Di sini saya mencoba memberikan warna yang lain saja dari film itu sendiri, spiritnya tetap nasionalisme, tapi juga memberikan tontonan yang ada nilai wawasannya, edukasinya, yang bisa memberikan empati terhadap sesama

-- Marcella Zalianty

Alasannya, istri pebalap nasional Ananda Mikola tersebut melalui film garapannya ingin menggugah penyuka film Indonesia untuk berempati terhadap sesama. "Film ini (Cerita dari Tapal Batas) bicara film dokumenter, tapi dari based on cerita itu saya jadi pengin membuat film. Karena dengan film, penyampaian pesan untuk segala umur jadi mudah," kata Marcella dalam wawancara di acara diskusi keliling  Film Batas dan Potensi Daerah Perbatasan di Ruang Gallery Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4/2011).

Dari tolok ukur tersebut, akhirnya Marcella menggarap film Batas yang diadaptasinya dari film dokumenter Cerita dari Tapal Batas. Dijelaskan Marcella, pemberian judul Batas di sini syarat akan filosofi.

"Batas di sini artinya bukan perbatasan secara fisik saja, tapi lebih kepada filosofi di balik itu tentang demarkasi bangsa Indonesia. Apakah kita mau melompat melewati batas itu. Jadi itulah pengertian batas di sini, tidak secara empiris fisik perbatasan begitu saja," jelas Marcella.

Pesan nasionalisme pun menjadi isu utama yang diangkat dari kisah kehidupan masyarakat daerah Entikong, Kalimantan Barat. "Di sini saya mencoba memberikan warna yang lain saja dari film itu sendiri, spiritnya tetap nasionalisme, tapi juga memberikan tontonan yang ada nilai wawasannya, edukasinya, yang bisa memberikan empati terhadap sesama," kata Marcella.

"Ini membuat orang untuk memiliki kepedulian yang tidak hanya ditunjukkan kepada salah satu pihak mana pun, tetapi untuk kita seluruh komponen bangsa bisa memberikan terhadap saudara-saudara kita di beranda terdepan," lanjutnya.

Agar pesan nasionalisme tersebut dapat disajikan secara ringan tanpa memutus benang merahnya, Marcella merangkul sutradara Rudi Sujarwo untuk merampungkan film yang rencananya mulai tayang pada Mei 2011 ini.

"Makanya saya pilih sutradara Rudi Sujarwo, karena dia dikenal kalau membuat film tidak berat, tetap ringan, dan dibalut dengan keharuan, empati, senyum, tawa, romantisme yang tidak vulgar," papar Marcella.  

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Ben Kasyafani Terima Gelar Sutan Tengku Ameh

Posted: 02 Apr 2011 09:31 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah menjadi suami artis peran yang juga menyanyi, Andriani Marshanda (21) atau Caca, presenter yang bermain sinetron, Ben Kasyafani (27), menerima gelar kehormatan masyarakat Minangkabau, karena Caca berasal dari Minangkabau.

"Ben, kami dari tetua adat Minang sudah bermusyawarah, akhirnya kami memberi tiga nama gelar yang harus kamu pilih, yakni Sutan Bagindo, Sutan Mudo, dan Sutan Tengku Ameh," tutur seorang tetua adat Minangkabau dalam upacara pernikahan Ben-Caca, dalam adat Minangkabau, di Hotel Sofyan Betawi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4/2011).

Diberi tiga tawaran gelar kehormatan, akhirnya Ben memilih gelar Sutan Tengku Ameh. Nama Ben kini menjadi Sutan Tengku Ameh Ben Kasyafani.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan