Khamis, 28 April 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Korban Cuci Otak, Takut Ditagih Utang

Posted: 28 Apr 2011 07:59 AM PDT

Pertemuan Korban NII

Korban Cuci Otak, Takut Ditagih Utang

Doddy Wisnu Pribadi | Glori K. Wadrianto | Kamis, 28 April 2011 | 14:59 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Pertemuan antara delapan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan keluarganya dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Untung Suharsono mampu mengungkap dampak aksi penipuan Negara Islam Indonesia itu terhadap para korban.

Humas UMM Nasrullah menceritakan adegan yang berlangsung di ruangan yang tertutup bagi wartawan itu, saat pertemuan antara korban dan Kapolda Jatim bersama petinggi UMM, hari Rabu (28/4/2011).

"Ayahya sampai kemudian angkat tangan, tak mampu mengendalikan perilaku anaknya. Anaknya mogok kembali ke kampus. Penyebabnya sederhana. Karena anaknya dicari-cari temannya yang telah memberi utang uang pada si mahasiswa korban tersebut," katanya.

Diceritakan, ayah si korban meminnta UMM untuk kembali mendatangi korban dengan harapan bisa membujuk anaknya kembali ke kampus. "Ini sungguh aneh, karena bahkan orang tua pun kehilangan kendali pada anaknya, gara-gara anaknya berhubungan dengan NII," kata Nasrullah.

Si ayah lantas bertanya, apakah jika anaknya kembali ke kampus, anaknya masih akan dipukuli oleh teman-temannya yang menagih utang? Sementara, uang itu tidak digunakan anaknya, melainkan digunakan untuk NII. "Ini menjadikan persoalannya tidak mudah diselesaikan hanya dengan permintaan maaf, sebab ada kerugian yang sangat nyata. Kampus pun tentu memiliki batas untuk memecahkan masalah seperti ini," ungkap Nasrullah.

Rektor UMM Dr Muhadjir Effendy menjelaskan secara terpisah, pihaknya berniat akan tetap meindungi mahasiswa korban cuci otak NII sebagai bentuk perhatian kampus terhadap mahasiswa.

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Sidang Pembunuhan Mahasiswa, Ricuh

Posted: 28 Apr 2011 07:36 AM PDT

Sidang Pembunuhan Mahasiswa, Ricuh

K25-11 | Glori K. Wadrianto | Kamis, 28 April 2011 | 14:36 WIB

Foto:

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Sidang kasus pembunuhan mahasiswa universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) di Pengadilan Negeri Polewali Mandar, Sulawesi barat, Kamis siang (28/4/2011) berlangsung ricuh.

Puluhan keluarga korban membuat gaduh suasana sidang, lantaran mereka tidak menerima keputusan majelis hakim yang kembali menunda jalannya sidang. "Cara ini kan merugikan korban, sidang sudah beberpa kali ditunda tanpa alasan jelas'" ujar Marzuki, salah satu anggota keluarga.

Majelis hakim beralasan, terdakwa menolak mengikuti persidangan karena kuasa hukumnya tidak hadir. Namun, alasan itu tetap tidak bisa diterima keluarga korban.

Para anggota keluarga lantas berusaha mengejar dan memukul sambil berteriak-teriak kepada kedua terdakwa, saat dievakuasi aparat kepolisian meninggalkan ruang sidang. Beruntung kericuhan tidak berlangsung lama, setelah sejumlah petugas bersama jaksa penuntut umum berhasil meredam emosi keluarga korban.

Kasus pembunuhan yang menimpa Imran terjadi pada bulan Januari 2011 lalu. Mahasiswa Universitas Asyariah Mandar yang juga aktivis HMI Cabang Polewali Mandar ini tewas ditikam dengan senjata tajam oleh kedua terdakwa Abdullah dan Herman. Motif pembunuhan aktivias HMI ini sendiri diduga dipicu dendam lama.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan