Isnin, 4 April 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Pengamat: Penolakan Gedung Baru Untuk Sudutkan Demokrat

Posted: 04 Apr 2011 06:32 AM PDT

Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit (FOTO ANTARA/Andika Wahyu )

Berita Terkait

Video

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengatakan penolakan gedung baru adalah untuk menyudutkan Partai Demokrat. 'Permainan' itu dinilai sangat strategis karena melibatkan banyak pihak.

"Ini permainan politik saja untuk menyudutkan Partai Demokrat (PD) sebagai partai terbesar, untuk menghancurkan Partai Demokrat pada pemilu 2014 nanti," kata Arbi Sanit di Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, fraksi-fraksi di DPR  memanfaatkan ketidakmatangan berpolitik kader-kader PD sehingga bisa dikerjai beramai-ramai.

Ketidakmatangan itu, ujar Arbi, bisa dilihat bagaimana Ketua DPR RI Marzuki Alie yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina PD dikritik habis-habisan oleh fraksi lain, bahkan oleh kader-kader PD sendiri yang tidak memahami permainan politik fraksi-fraksi lain ikut-ikutan mengeroyok Marzuki Alie.

"Marzuki yang bisa dikatakan masih awam permainan politik semacam ini tapi dia mau saja membela keputusan bersama, sementara yang lain sudah bermanuver liar. Masa keputusan bersama mereka 'plintir' menjadi keputusan Marzuki Alie saja?. Memangnya Marzuki bisa memutuskan sendiri? Hebat benar dia kalau begitu, dan tentunya dia lebih hebat dari SBY kalau memang demikian. Jelas keputusan itu keputusan bersama yang melibatkan seluruh fraksi," ungkap Arbi.

Keputusan pembangunan gedung baru itu, kata Arbi, jelas disetujui oleh seluruh fraksi yang ada DPR karena sudah melalui tahapan-tahapan persetujuan mulai dari rapat badan musyawarah, rapat pimpinan DPR dan pimpinan fraksi dan komisi serta rapat paripurna.

"Rapat paripurna untuk membangun gedung baru saja ada dua yaitu rapat rencana strategis (renstra) juga rapat paripurna pengambilan keputusan APBN. Masa sekarang mereka berlagak lupa dengan keputusan mereka sendiri? Memangnya mereka tidak baca apa sebelum mengambil keputusan? Masa mereka tidak lihat di APBN ada nilai Rp1,2 triliun yang mereka setujui?" ujar Arbi.

Dirinya sama sekali tidak percaya jika ada partai yang medesak pembatalan pembangunan gedung karena memikirkan rakyat.

"Rakyat juga tidak bodoh melihat hal ini. Mereka tidak pernah bela kepentingan rakyat, kok sekarang sok pro rakyat. Rakyat tahu mereka hanya cari popularitas," ungkap dia.

Ia menganjurkan kepada Marzuki Alie untuk membatalkan gedung baru itu daripada membela, namun menjadi sasaran dari fraksi-fraksi lain.

"Alasan yang dikemukakan bahwa hal itu menunjang kinerja adalah alasan yang dicari-cari. Alasan yang digunakan untuk mendukung kinerja tidak masuk akal, memang yang bekerja itu gedungnya? Yang bekerja itu orangnya dan jelas anggota-anggota DPR itu tidak pernah kerja benar," demikian Arbi Sanit.(*)
(Zul/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Wasekjen : Bukan Kader Demokrat Bakar Bendera Partai

Posted: 04 Apr 2011 06:27 AM PDT

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Saan Mustopa (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa meyakini bahwa aksi pembakaran bendera Partai Demokrat di Bandara Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan dilakukan oleh kader partai.

"Saya tidak yakin kalau yang melakukan pembakaran itu adalah kader partai. Karena aksi seperti itu bukan karakter dan pendirian dari kader Demokrat," kata Saan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Ia juga meyakini, aksi tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap partai.

"Itu biasa dalam demokrasi. tidak akan berpengaruh pada partai," ujar anggota Komisi III DPR RI itu.

Sebelumnya diberitakan, bahawa pada Minggu (3/4) terjadi aksi bakar bendera partai yang diduga dikoordinir Lalu Saparuddin Ali (fungsionaris DPC Partai Demokrat Lombok Tengah) itu dilakukan saat rombongan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan rombongan keluar dari Bandara Selaparang Mataram hendak menuju lokasi Musyawarah Daerah (Musda) II Partai Demokrat NTB.

Selain Anas, dalam rombongan itu ada Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Eddhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang juga putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi yang bakal menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Nusa Tenggara Barat.(*)
(Zul/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan