Khamis, 24 Mac 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Gubernur Babel: PLTN Urusan Pemerintah Pusat

Posted: 24 Mar 2011 07:09 AM PDT

Pembangkit tenaga nuklir Fukushima Nomor Satu milik Tokyo Electric. (istimewa)

Berita Terkait

Video

Pangkalpinang (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel), Eko Maulana Ali, mengungkapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Bangka merupakan urusan pemerintah pusat bukan pemerintah daerah.

"Pembangunan PLTN sebagai urusan dan kepentingan pemerintah pusat dan bukan kepentingan saya pribadi dan masyarakat harus memahami masalah itu semua," ujarnya di Pangkalpinang, Kamis.

Pernyataan itu diungkapkan kepada pers usai serah terima jabatan Kakanwil Depkumham Babel, sekaligus menanggapi silang pendapat dan serangkaian aksi demonstrasi menolak rencana pembangunan PLTN di Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan.

Ia menjelaskan, jika pembangunan itu untuk kepentingan pemerintah daerah tidak harus mencapai satu gigawatt, cukup hanya 300 megawatt.

"Pembangunan PLTN itu bukan proyek pemerintah daerah tetapi proyek Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk kepentingan masa depan seluruh rakyat Indonesia bukan melihat kepentingan sekarang," ujarnya.

Menurut dia, untuk pembangunan satu PLTN berkekuatan satu gigawatt itu membutuhkan dana sekitar Rp30 triliun, dengan melibatkan pihak ketiga.

"Untuk membangunan satu unit PLTN berkekuatan satu gigawatt biayanya sangat besar sekali dan harus melibatkan pihak ketiga, dengan perencanaan yang matang," tukasnya.

Eko mengharapkan masyarakat Babel memberikan kesempatan kepada Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk melakukan studi kelayakan terlebih dahulu.

"PLTN itu belum dibangun dalam waktu dekat, mungkin masih 20 tahun lagi, karena untuk tapak PLTN saja belum ditentukan oleh pemerintah pusat," kata Eko.

Lebih lanjut dikatakannya, saat ini masih dilakukan sosialisasi, karena pembangunan itu ada aspek sosial, politis, ekonomis, geografis dan sebagainya.

"Jika pembangunan PLTN jadi dilakukan pada 20 tahun mendatang, pemerintah sudah memiliki data yang lengkap dan daerah yang tepat sehingga tidak perlu melakukan studi kelayakan lagi," demikian Eko Maulana Ali. (ANT/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Diknas: Rasa Takut Berlebihan Perburuk Hasil UN

Posted: 24 Mar 2011 07:00 AM PDT

Mamuju (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Sulawesi Barat, H.Jamil Barambangi, mengemukakan, rasa takut berlebihan pada diri siswa sangat memungkinkan buruknya hasil pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini.

"Para anak didik yang akan menghadapi pelaksanaan UN pada April mendatang harus rileks dan tidak boleh sedikit pun ada rasa tegang pada diri sendiri. Siswa harus optimis dengan kemampuan diri sendiri, sehingga saat mengisi lembaran jawaban tak satu pun soal yang dilewatkan,"terangnya.

Ia mengatakan, rasa takut yang menghantui para siswa itu kebanyakan terjadi di beberapa daerah lain seperti di pulau Jawa, Sumatera dan beberapa kota besar lainnya.

"Siswa yang dihantui takut akan tidak lulus UN terpaksa mencari paranormal untuk menprediksi hasil UN yang ia hadapi bahkan informasi yang dihimpun media ternyata ada siswa yang terpaksa jadi korban ulah paranormal,"kata Jamil.

Jamil mengungkapkan, siswa yang menjadi korban ulah paranormal itu cukup beragam ada yang harus mengorbankan keperawanannya ada pula harus merogoh kocek uang untuk membayar paranormal.

"Kejadian seperti ini belum pernah terjadi di Sulbar, namun hal-hal seperti ini banyak yang terjadi di kota-kota besar seperti di pulau Jawa. Para pelajar itu rela melepskan keperawanannya untuk mendapatkan kelulusan. Ini terjadi akibat rasa takut yang berlebihan sehingga apapun "mahar" dari paranormal tetap diterima oleh siswa tersebut,"jelasnya.

Dia berharap, para siswa khususnya dari kalangan perempuan untuk tidak melakukan hal-hal sekonyol itu karena hasil UN tidak akan pernah mempengaruhi kegiatan paranormal atau dukun mana pun juga.

"Kelulusan hasil UN hanya bisa tertolong apabila giat belajar dari sekarang dan bukan hasil sihir para dukun atau paranormal,"terangnya.

Untuk hasil pelaksanaan UN di Sulbar kata dia, pihaknya tetap optimistis tingkat kelulusan bisa menembus angka diatas 90 persen.

"Kami optimis tingkat kelulusan hasil akhir UN di Sulbar akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Ini juga terlihat dengan hasil pelaksanaan ujian sekolah yang diterapkan oleh pihak sekolah pada masing-masing kabupaten," ungkap dia.

Jamil menerankan, untuk mencapai hasil UN hingga 100 rasanya tidak mungkin tercapai. Namun, angka di atas 90 persen akan tetap bisa terpenuhi secara maksimal.

"Kelulusan UN itu juga tergantung bagaimana sekolah menerapkan metode pembelajaran. Jika pihak sekolah menerapkan metode yang baik maka saya yakin hasilnya pun akan lebih baik," ucapnya. (ACO/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan