Jumaat, 4 Mac 2011

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Ternyata, Wanita Lebih Pemaaf Ketimbang Pria

Posted: 04 Mar 2011 04:19 AM PST

Lifestyle » Lust and Love » Ternyata, Wanita Lebih Pemaaf Ketimbang Pria
Jum'at, 4 Maret 2011 - 19:19 wib

Dwi Indah Nurcahyani - Okezone

MESKIPUN wanita didominasi oleh perasaan, ternyata untuk urusan memaafkan wanita tetap unggul dibanding pria.
 
Sebuah studi baru yang dilakukan University of the Basque Country (UPV/EHU) menunjukkan bahwa wanita lebih pemaaf ketimbang pria. Studi tersebut menyebutkan bahwa perbedaan emosional yang disebabkan karena jenis kelamin dan generasi turut memengaruhi soal memaafkan seseorang.
 
"Penelitian ini adalah yang pertama dilakukan di Spanyol. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua merasa lebih mudah untuk memaafkan daripada anak-anak mereka dan wanita pun lebih pemaaf dibandingkan pria," seperti ditulis Times of India.
 
"Faktor yang menentukan dalam kapasitas memaafkan adalah empati. Wanita memiliki kapasitas empati ini jauh lebih besar daripada pria," ujar Carmen Maganto, penulis penelitian dan seorang profesor tetap di Fakultas Psikologi UPV.
 
Untuk mengetahui lebih lanjur, peneliti pun melakukan pengukuran terhadap kadar memaafkan tersebut. Mereka mengukurnya berdasarkan faktor skala memaafkan dan faktor memfasilitasi. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan alasan yang mendorong seseorang untuk memaafkan yakni berdasarkan usia dan jenis kelamin seseorang.
 
Anak-anak percaya bahwa memaafkan membutuhkan waktu sementara orangtua lebih mudah memaafkan dengan mengedepankan alasan penyesalan yang ditunjukkan orang tersebut serta keadilan hukum.
 
Penulis studi ini mengatakan bahwa orang tua yang telah memaafkan memiliki peningkatan kapasitas untuk memaafkan di segala bidang. Orangtua dan anak-anak menggunakan definisi yang sama dalam memaafkan. Tidak ada dendam, rekonsiliasi, dan pemahaman empati. Itulah istilah yang paling sering digunakan oleh kedua kelompok untuk mendefinisikan memaafkan.
 
Penelitian dilakukan dengan bekerja sama dengan 140 peserta (orangtua dan anak-anak) dimana menyoroti dua  kondisi utama bagi seseorang untuk dimaafkan. Salah satu syaratnya adalah mereka harus menunjukkan penyesalan dan yang kedua adalah bagi mereka yang sempat tersinggung diharapkan tidak berujung pada dendam.

Para ahli mengatakan bahwa lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam transmisi nilai-nilai etika yang berkaitan dengan urusan memaafkan tersebut.
 
"Hasilnya sangat menarik karena ada beberapa situasi dimana keluarga mengalami krisis dan tidak ada pendidikan dasar yang mengajarkan anak-anak soal etika memaafkan ini dan mereka umumnya mendapatkannya hanya dari sekolah," ujar peneliti.
 
Penelitian ini pun kemudian membuka banyak pertanyaan baru yang meyakini hal-hal yang diperlukan untuk memelajari peran yang dimainkan dalam memaafkan seseorang yakni merawat sisi psikologis mereka terutama di kalangan korban pelecehan seksual, penganiayaan fisik dan psikologis, serta perselingkuhan pernikahan.

(tty) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Awas, Tidur dengan Lampu Terang Picu Kegemukan

Posted: 04 Mar 2011 02:23 AM PST

Lifestyle » Fit and Beauty » Awas, Tidur dengan Lampu Terang Picu Kegemukan
Jum'at, 4 Maret 2011 - 17:23 wib

Dwi Indah Nurcahyani - Okezone

MERASAKAN kenaikan berat badan setelah bangun tidur? Hati-hati, mungkin dikarenakan Anda tidur di bawah lampu terang.

 
Terlalu banyak cahaya di malam hari ternyata menyebabkan kenaikan berat badan, demikian seperti dilaporkan sebuah penelitian. Para peneliti tersebut menemukan bahwa tikus yang terkena cahaya redup di malam hari selama delapan pekan memiliki berat badan sekira 50 persen lebih besar ketimbang tikus lain yang tidur dengan penerangan gelap atau standar.
 
"Meskipun tidak ada perbedaan tingkat konsumsi sehari-hari dari makanan, tikus yang hidup dengan cahaya berlebih di malam hari cenderung lebih gemuk dari tikus yang lain," ujar Laura Fonken, penulis utama studi ini dan seorang peneliti di Ohio State University, seperti dirilis Times of India.  
 
Penelitian yang muncul dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengatakan, kenaikan berat badan ternyata bisa disebabkan karena cahaya yang memiliki efek pada metabolisme.
 
"Cahaya berlebih di malam hari membuat tikus ingin makan dan akhirnya berpengaruh pada metabolisme tubuh mereka," kata Randy Nelson, rekan penulis studi dan profesor ilmu saraf dan psikologi di Ohio State.
 
"Jika hasil ini dikaitkan dengan manusia, akan menunjukkan bahwa makan di malam hari menimbulkan ancaman obesitas", tambahnya.
 
Dalam penelitian lain, Nelson kembali melakukan percobaan pada tikus yang memeroleh sekira 12 gram bobot tubuh lebih dan bagi tikus yang hanya berada dalam siklus gelap standar. Nelson mendapati, tikus yang berada dalam cahaya terang konstan dalam urusan bobot lebih ketimbang tikus yang berada dalam selimut kegelapan.  Namun Nelson mengatakan bahwa tikus yang terkena cahaya redup perbandingannya lebih penting ketika bandingkan dengan manusia.
 
Dalam penelitian tersebut, tikus yang terkena cahaya redup tidak makan lebih dari yang lain,  tapi mereka mengonsumsi lebih banyak makanan pada malam hari. Karena waktu makan masih tampak signifikan, para peneliti pun melakukan studi kedua yakni dengan mengubah makanan yang tersedia setiap saat. Makanan dibatasi saat tikus-tikus biasanya cenderung aktif atau ketika mereka biasanya akan  istirahat.
 
Nelson menemukan, tikus yang terkena cahaya redup di malam hari tidak memiliki potensi lebih dalam penambahan bobot tubuh karena makanan mereka terbatas pada saat mereka sedang aktif.
 
"Ketika kami membatasi asupan makanan mereka, biasanya mereka akan makan, tapi kami tidak melihat kenaikan berat badan. Hal ini semakin menambah bukti bahwa waktu makan berkaitan erat denga berat badan," kata Fonken.     
 
Para peneliti mengatakan bahwa temuan memang menawarkan petunjuk penyebab epidemik obesitas di negara-negara Barat.
 
"Cahaya di malam hari dan faktor lingkungan ternyata dapat berkontribusi lebih terhadap epidemik obesitas dengan cara yang tidak diharapkan. Obesitas yang terjadi di masyarakat berkorelasi dengan sejumlah faktor termasuk tingkat paparan cahaya di malam hari," kata Nelson.
 
Dia mengatakan penggunaan komputer jangka panjang dan juga televisi dapat berpengaruh dengan kegemukan, tetapi hal tersebut dikarenakan kurangnya aktivitas fisik.
 
"Orang yang menggunakan komputer dan menonton televisi lebih banyak di malam hari cenderung membarenginya dengan aktivitas makan di waktu yang salah. Alhasil, kebiasaan tersebut pun mengganggu jalannya metabolisme mereka," kata Nelson.
 
Akhirnya, menjaga berat badan memang memerlukan asupan kalori dan dibarengi dengan aktivitas fisik tinggi. Selain itu perhatikan juga faktor lingkungan yang bisa jadi penyebab kenaikan bobot tubuh.  Itulah sebabnya mengapa beberapa orang yang menjaga keseimbangan energi mereka cenderung tak bermasalah dengan berat badan.
(tty) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan