Isnin, 7 Mac 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


ETF-APP Perkuat Kerja Sama dengan UGM

Posted: 07 Mar 2011 07:34 AM PST

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -  Eka Tjipta Foundation (ETF) dengan dukungan Asia Pulp & Paper (APP) meresmikan kerja sama pendidikan dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dalam bentuk pengembangan Program Pendidikan Kehutanan berikut peresmian Gedung Pasca Sarjana di  Bulaksumur.

Kegiatan yang dihadiri Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto, Sekretaris Jendral Kementerian Kehutanan, Hadi Daryanto, Wakil Rektor UGM, Toni Atyanto Dharoko, Dekan Fakultas Kehutanan, Mochammad Na'im didampingi para perwakilan civitas academica, manajemen Sinar Mas dan tokoh masyarakat setempat ini juga dimeriahkan oleh bazaar minyak goreng di Lapangan Parkir UGM, Lembah Bulaksumur.

"Karena telah berlangsung secara berkesinambungan, banyak pihak yang mengidentikkan CSR Sinar Mas dengan bazaar minyak goreng. Sebenarnya lebih dari itu, fokus CSR kami adalah pada peningkatan kualitas kehidupan, kesejahteraan dan kemandirian sosial serta ekonomi masyarakat dan lingkungan hidup. Khususnya melalui sektor pendidikan," ujar Sulistiyanto.

Penandatanganan nota kesepahaman menyepakati kerja sama antara Fakultas Kehutanan UGM dan ETF mengembangkan Program Diploma I Tenaga Teknis Kehutanan. Sebelumnya ETF bersama APP telah memberikan dukungan sebesar Rp 1 miliar guna pembangunan fisik dan pengadaan kelengkapan pendukung Gedung Pasca Sarjana Fakultas Kehutanan yang hari ini diresmikan.

"Pengembangan pendidikan tinggi bidang kehutanan memiliki arti strategis karena posisi Indonesia sebagai salah satu pemilik hutan tropis terluas di dunia dan mengandalkan sektor ini sebagai penggerak ekonomi dan kesejahteraan bangsa, sekaligus menanggulangi dampak perubahan iklim. Semoga saja bantuan ini dapat berkontribusi melahirkan para praktisi kehutanan andal Indonesia," urainya.

Bagi ETF yang selama ini wadah pelaksana program CSR bagi seluruh perusahaan di bawah bendera Sinar Mas, kerja sama ini semakin memperkuat sinergi dengan UGM, karena sebelumnya telah dan tengah bekerja sama dalam penyaluran bea siswa Tjipta Sarjana Bangun Desa.

Sementara dalam bazaar di pagi hari, dialokasikan sebanyak 5.000 liter minyak goreng berkualitas seharga Rp 8.500 per liter bagi warga masyarakat kurang mampu. Sinar Mas selama ini aktif terlibat dalam berbagai operasi pasar serta bazaar sepanjang lima tahun terakhir.

Sejak tahun 2005 hingga 2010 tercatat telah terdistribusikan 27,2 juta liter minyak goreng bagi warga masyarakat kurang mampu di berbagai kota. Pencapaian ini tahun 2008 diapresiasi Museum Rekor Dunia – Indonesia (MURI) dalam bentuk penghargaan sebagai "perusahaan yang konsisten berkesinambungan menyelenggarakan pasar murah minyak goreng bagi kaum miskin." Sepanjang tahun ini, Sinar Mas telah menyalurkan sekitar 35.000 liter minyak goreng murah di berbagai lokasi. 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Nelayan Kendal Menangis...

Posted: 07 Mar 2011 07:02 AM PST

Cuaca Buruk, Harga Ikan Anjlok

Nelayan Kendal Menangis...

Penulis: K9-11 | Editor: Glori K. Wadrianto

Senin, 7 Maret 2011 | 15:02 WIB

KENDAL, KOMPAS.com - Nelayan di kawasan pantai utara Kabupaten Kendal Jawa Tengah menangis. Pasalnya, harga ikan di pesisir Kendal turun drastis. Padahal, cuaca di laut sedang buruk dan tangkapan ikan sedikit.

Biasanya saat kondisi seperti itu, harga ikan bisa naik dua kali lipat. Namun entah mengapa ternyata harga ikan saat ini justru turun meski kondisi di laut kurang menguntungkan bagi nelayan.

Masroah salah satu pedagang ikan di Pasar Krumpyung sebelah tempat pelelangan ikan (TPI) Kelurahan Bandengan Kendal mengatakan, harga ikan laut dan ikan payau di Kendal banyak yang turun.

Ikan bandeng misalnya, di musim paceklik harga jualnya bisa mencapai Rp 17.000 per kilogram. Tapi sekarang, pada saat ikan sepi, harga bandeng malah turun menjadi Rp 12.000 per kilogram.

Begitu pun ikan teri yang hanya seharga Rp 4000 hingga Rp 5000 per kolinya. Padahal biasanya bisa mencapai Rp 8.000. "Tidak berbeda dengan harga ikan lain, hampir semuanya turun. Padahal, pada saat sepi tangkapan, harusnya naik," papar Masroah.

Ia mengaku tak tahu penyebab harga ikan yang merosot. Padahal biaya operasional melaut nelayan tidak sedikit. Akibat kenaikan harga ikan, aktifitas di pasar dan TPI (tempat pelelangan ikan) yang ada di sekitar wilayah Kendal nampak sepi.

Pasar Krumpyung di sebelah TPI Kelurahan Bandengan Kendal misalnya, Senin pagi (7/3/2011) tampak sepi. Hanya terlihat beberapa bakul ikan yang menjajakan dagangannya. Padahal biasanya pasar tersebut nampak ramai oleh padagang dan pembeli.

Dengan adanya beberapa bakul saja, tentunya pembeli tidak memiliki pilihan untuk memilih ikan. Selain membuat harga ikan jadi turun, perubahan cuaca di pesisir Kendal yang ekstrim, membuat para nelayan tidak berani melaut.

Cuaca yang tidak menguntungkan itu, berdampak pada tangkapan ikan. Sejumlah nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal dan Kecamatan Rowosari, untuk beberapa minggu terakhir lebih memilih aktivitas lain untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

"Kami tidak berani melaut. Selain berbahaya untuk perahu kecil, tangkapan juga semakin sedikit. Para nelayan menunggu cuaca baik untuk kembali minyang (melaut)," kata Subadi, nelayan asal Bandengan Kendal. 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan