Ahad, 20 Mac 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Aksi Akrobatik Udara Pukau Masyarakat Denpasar

Posted: 20 Mar 2011 05:05 AM PDT

Denpasar (ANTARA News) - Aksi akrobatik di udara oleh pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) memukau ratusan penonton yang memadati areal pertunjukan "Soviet Circus Stars" di Lapangan Sesetan, Denpasar, Minggu.

Aksi bertajuk "flying trapeze" yang membuat jantung penonton berdebar itu memperlihatkan para pemain berusia muda bergelantungan di atas tongkat pendek, kemudian berpindah posisi dengan rekannya sambil bersalto.

Selain aksi tersebut, para penonton juga dihibur dengan berbagai pertunjukkan lain yang tidak kalah seru, seperti atraksi gajah, gadis yang berbadan lentur, dan badut ala luar negeri.

"Pertunjukan sirkus ini sebelumnya pernah hadir di Denpasar pada tahun 2006. Kini, kami kembali hadir untuk mempersembahkan pertunjukan yang memukau dan menghibur masyarakat bekerja sama dengan Yamaha Bali," kata General Manager OCI, Samidan Budiharjo.

Dia menjelaskan, pertunjukan yang disuguhkan merupakan perpaduan atraksi seni akrobatik, budaya, dan satwa.

Atraksi itu dilaksanakan berpindah-pindah lokasi sebagai upaya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai perlindungan dan pelestarian terhadap satwa-satwa liar di negeri ini.

Selain itu, ujar Sadiman, juga untuk mengubah pemikiran masyarakat tentang satwa liar yang dikenal buas, namun ternyata dapat menjadi sahabat setelah diberikan pelatihan dan pendidikan.

"Oleh karena itu, satwa liar yang ada di pertunjukan kami ini merupakan hewan yang sudah terlatih dan berasal dari Taman Safari Indonesia," ujarnya.

Selain hewan yang sudah terlatih, para pemain sirkus di OCI merupakan putra-putri Indonesia yang sudah dilatih sejak usia dini dengan tujuan untuk menciptakan pemain yang memiliki kemampuan sejajar dengan pemain sirkus kelas dunia.

Selain para pemain asli produk dalam negeri, ucapnya, pada acara hiburan murah dan bermutu itu juga menghadirkan para pemain dari negara pecahan Uni Soviet.

Dia mengatakan, pertunjukan sirkus tersebut didukung dengan sarana dan prasarana yang bertaraf internasional dengan menggunakan tenda raksasa khusus yang berasal dari Italia dengan daya tampung 2.000 orang penonton.

"OCI merupakan satu-satunya sirkus nasional yang termegah di bawah naungan Pusat Koperasi TNI Angkatan Udara (Puskopau) Halim Perdana Kusuma, Jakarta, yang hadir bertujuan untuk memberikan hiburan yang murah dan bermutu bagi masyarakat," katanya.(*)

(T.M026/E011)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

"Rampak Kendang" Sunda Bisa Dicampur Jawa

Posted: 19 Mar 2011 11:47 PM PDT

Cilacap (ANTARA News) - Sejumlah seniman dari Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berhasil memadukan tari "Rampak Kendang" khas Sunda dengan kesenian Jawa-Banyumasan sehingga menghasilkan nuansa seni tersendiri.

Saat tampil pada Parade Seni Budaya Cilacap di Alun-alun Cilacap, Minggu, penampilan "Rampak Kendang" Patimuan ini mendapat sambutan meriah dari para penonton.

Hal ini disebabkan nuansa tarian yang dimainkan oleh siswa SD Negeri Patimuan 1 yang berkolaborasi dengan SMA Negeri 1 Patimuan dan Grup Seni "Ragil" Patimuan tersebut berbeda dengan kesenian Sunda maupun Jawa-Banyumasan yang banyak berkembang di Kabupaten Cilacap.

Dalam hal ini, iringan musik tari "Rampag Kendang" Patimuan memadukan permainan kendang khas Sunda dengan suling dan terompet khas Jawa khususnya Banyumas.

Demikian pula gerakan tari yang dibawakan oleh 20 penari ini pun memadukan gerakan tarian Sunda dan Jawa.

Terkait tari "Rampak Kendang" ini, Kepala SD Negeri Patimuan 1, Masghudin mengatakan, tarian ini merupakan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian di sekolah yang juga dikembangkan oleh Grup Seni "Ragil" Patimuan.

"Munculnya `Rampak Kendang` khas Patimuan ini sebenarnya ide dari Camat Patimuan, Bapak Suharyanto, yang mendapat sambutan para seniman di Patimuan," katanya.

Lebih lanjut mengenai ide tersebut, Camat Patimuan Suharyanto mengatakan, hal ini berawal dari keberadaan Kecamatan Patimuan yang berbatasan dengan Kecamatan Kalipucang dan Padaherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Dalam hal ini, kata dia, budaya Jawa dan Sunda berkembang pesat di Kecamatan Patimuan.

Kendati demikian, dia mengatakan, tarian "Rampak Kendang" yang berkembang di Kecamatan Patimuan selama ini masih kental dengan budaya Sunda.

Menurut dia, tarian "Rampak Kendang" Patimuan yang merupakan perpaduan seni Sunda dan Jawa ini dimainkan oleh generasi ketiga Grup Seni "Ragil", sedangkan pada generasi pertama tahun 1990 masih identik dengan kesenian Sunda.

"Oleh karena itu, tercetus ide agar ada kolaborasi budaya Sunda dan Jawa dalam tarian tersebut dan ternyata perpaduan ini justru menjadikan tari `Rampak Kendang` menjadi lebih atraktif. Kami pun berharap tarian ini dapat menjadi kekayaan budaya tersendiri bagi Kabupaten Cilacap, khususnya Kecamatan Patimuan," katanya.

Ia mengatakan, tarian "Rampak Kendang" ini menggambarkan kedinamisan masyarakat untuk selalu berkarya dalam kondisi apapun.

Sementara itu, penata musik "Rampak Kendang" Patimuan, Rieswanto mengatakan, iringan musik dalam tarian ini tetap mempertahankan kekhasan budaya Sunda dan Jawa.

"Alat musik kendang identik dengan Sunda, sedangkan suling dan terompet banyak dimainkan dalam kesenian Jawa. Namun setelah dipadukan menimbulkan warna tersendiri," katanya.
(KR-SMT/Z003)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan