Rabu, 23 Februari 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Libya Panas, SBY Surati Ban Ki-moon

Posted: 24 Feb 2011 03:03 AM PST

Kerusuhan Libya

Libya Panas, SBY Surati Ban Ki-moon

Penulis: Hindra Liu | Editor: A. Wisnubrata

Kamis, 24 Februari 2011 | 11:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pemimpin dunia untuk turut membantu mencarikan solusi yang terbaik terkait memanasnya situasi politik di Libya. Presiden khawatir, situasi politik di Libya akan merembet ke negara lainnya. Tak hanya itu saja, memanasnya situasi di negara kaya minyak tersebut memiliki implikasi meroketnya harga minyak dan pangan dunia.

"Oleh karena itu, konkretnya, saya akan menulis surat ke Sekjen PBB. Indonesia menyerukan kepada DK PBB khususnya dan kepada PBB pada umumnya, termasuk komunitas global, untuk bukan hanya sekadar peduli, tetapi mengambil langkah yang riil membantu bangsa Libya mencegah terjadinya aksi kekerasan dan jatuhnya korban," kata Presiden pada jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

SBY juga berharap Dewan Keamanan PBB, Dewan HAM PBB, dan semua organ PBB turut memelopori, memimpin untuk mengajak komunitas global melakukan sesuatu yang tepat dan cepat bagi Libya. Presiden juga menekankan pentingnya upaya global untuk mengendalikan inflasi atas harga-harga pangan dunia.

"Kini kita menyaksikan harga minyak yang cukup signifikan yang juga dipicu oleh keadaan di Libya dan negara-negara di sekitarnya. Kalau ini tidak bisa dihentikan, maka dunia akan mendapatkan pukulan ganda, yaitu inflasi harga pangan dan kenaikan harga minyak yang juga secara langsung berimplikasi pada meningkatnya harga pangan. Ini kalau kita biarkan akan memberikan persoalan serius bagi hampir semua negara di dunia," kata Presiden.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Korban di Libya di Luar Kepatutan

Posted: 24 Feb 2011 02:26 AM PST

Unjuk Rasa Berdarah

Korban di Libya di Luar Kepatutan

Penulis: Hindra Liu | Editor: A. Wisnubrata

Kamis, 24 Februari 2011 | 10:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa dirinya prihatin atas memanasnya situasi di Libya. Konflik antara aparat keamanan dan para demonstran terus berlangsung. Hingga saat ini, lebih dari 300 orang dilaporkan tewas.

"Korban-korban yang jatuh, menurut saya, sudah di luar kepatutan. Indonesia berharap Libya bisa menyelesaikan permasalahan dengan baik," kata Presiden pada jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Presiden juga meminta pemerintah Libya dapat mencari solusi yang terbaik guna mengatasi situasi di negara di Timur Tengah tersebut. Pemerintah Indonesia meminta Presiden Moammar Khadafy dapat menjauhi dan mencegah kekerasan yang menimbulkan penderitaan langsung bagi rakyat Libya.

Pernyataan keras juga datang dari berbagai pemimpin dunia. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, pemerintah Libya telah melakukan "pelanggaran serius hukum kemanusiaan internasional".

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton meminta Moammar Khadafy menghentikan aksi pertumpahan darah yang tak bisa diterima dan dunia sedang menonton kekerasan Libya "dengan peringatan". Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut kekerasan rezim Khadafy "mengerikan".

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan